Orang-orang menyelematkan warga setelah serangan udara iSrael di tempat penampungan di sekolah al-Tabeen di Kota Gaza, pada 27 November 2024. ANTARA/Xinhua/Mahmoud Zaki.

Jakarta, Aktual.com – Sejumlah anggota Senat Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat mengajukan resolusi yang menyerukan pengakuan AS atas negara Palestina yang didemiliterisasi, Kamis (18/9/2025).

Resolusi yang pertama kalinya dalam sejarah Senat AS ini juga mendesak Hamas untuk melucuti senjata dan membebaskan sandera, serta mendesak Israel untuk mengakhiri konflik dan menghentikan perluasan permukiman.

Para pengusul mengatakan resolusi tersebut mengirimkan pesan yang bermakna setelah beberapa sekutu AS siap untuk mengakui negara Palestina di sidang Majelis Umum PBB (United Nations General Assembly/UNGA) pekan depan.

Mereka berharap resolusi ini dapat memberikan tekanan lebih besar kepada pemerintahan Presiden Donald Trump untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza.

“Pengakuan negara Palestina bukan hanya langkah praktis yang dapat diambil AS untuk membantu membangun masa depan di mana warga Palestina dan Israel dapat hidup merdeka, bermartabat, dan aman, melainkan juga merupakan hal yang benar untuk dilakukan. Amerika memiliki tanggung jawab untuk memimpin, dan waktunya bertindak adalah sekarang,” ujar Senator Jeff Merkley, yang memimpin upaya tersebut.

“Namun, fondasi perdamaian dan kesejahteraan di masa depan, dan satu-satunya jalan yang layak untuk itu adalah dua negara untuk dua bangsa,” ujar senator Oregon.

Dia juga memperingatkan, kebijakan dan aksi militer Israel saat ini di Gaza akan menghasilkan “visi yang buruk” bagi warga Israel maupun Palestina.

Langkah ini menyusul tuduhan senator independen Bernie Sanders pada Rabu (17/9) bahwa Israel sedang melakukan “genosida” di Gaza.

“Selama dua tahun terakhir, Israel tidak hanya membela diri melawan Hamas. Sebaliknya, Israel melancarkan perang habis-habisan terhadap seluruh rakyat Palestina,” tulis Sanders dalam pernyataan berjudul “Ini Genosida”, yang mengutip kesimpulan para ahli hukum. Israel telah membantah tuduhan tersebut.

Namun, resolusi yang tidak mengikat tersebut tidak mendapatkan dukungan dari anggota Partai Republik di Senat yang dikuasai partai berjuluk Grand Old Party (GOP) itu.

Penyelamat hidup terakhir yang masih tersisa bagi warga sipil sedang memburuk di Gaza City di tengah operasi militer Israel, yang telah menyebabkan banyak sekali korban jiwa, kerusakan, dan restriksi yang lebih ketat terhadap upaya kemanusiaan, kata Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) pada Kamis (18/9).

Otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza pada Rabu (17/9) menyebutkan bahwa jumlah warga Palestina yang tewas oleh tentara Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah melampaui 65.000 jiwa.

Artikel ini ditulis oleh:

Eroby Jawi Fahmi