Aktivitas dapur Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Aktual/HO

Bogor, aktual.com – Kasus keracunan akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia belakangan ini mendapat sorotan tajam. Peristiwa tersebut dinilai tidak bisa dianggap remeh karena menyangkut kesehatan anak-anak penerima manfaat.

Pengamat politik sekaligus CEO Point Indonesia, Karel Susetyo, menilai sejak awal desain kebijakan MBG tidak dipersiapkan secara matang. “Sehingga terkesan langsung diimplementasikan dan pakai sistem trial and error. Masalahnya, trial and error tadi diujicobakan pada anak-anak kita yang menjadi tulang punggung masa depan bangsa,” tegas Karel.

Menurut Karel, sebagai sebuah kebijakan nasional, program MBG seharusnya disusun secara sistematik dan saintifik melalui mekanisme akademik dan ilmiah. Ia mencontohkan, hal itu bisa dilakukan dengan pemetaan masalah dari wilayah penerima dan penerima manfaat, serta survei mendalam mengenai penetrasi program MBG dan pola makan masyarakat sasaran.

Saat ini, lanjutnya, pendekatan yang dibangun oleh Badan Gizi Nasional (BGN) lebih menitikberatkan pada kuantitas penerima manfaat, bukan kualitas paket makanan. “Kalau mengedepankan kualitas makanan, maka harus dibuat skala prioritas wilayah penerima manfaat. Dan tidak bisa massif, karena memang ada keterbatasan pembiayaan APBN,” jelasnya.

Karel juga menyoroti minimnya uji coba sebelum program berjalan. Menurutnya, BGN sejak awal menggunakan prinsip “siap tak siap harus siap.” Hal inilah yang akhirnya menimbulkan banyak kasus keracunan di lapangan. Ia menambahkan, selain persoalan teknis, isu korupsi dan potongan fee di berbagai lini turut berkontribusi pada penurunan kualitas makanan yang diterima masyarakat.

“Sayangnya, program MBG yang tadinya dijadikan program unggulan dari Presiden Prabowo, sekarang malah jadi sumber masalah buat pemerintahan,” ujarnya.

Karel mendorong Presiden Prabowo Subianto untuk berani melakukan revisi kebijakan MBG sebagaimana ia pernah melakukan reformasi pada tubuh kepolisian. “Mumpung belum terlalu jauh, Presiden harus segera me-reset program MBG,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain