Jakarta, Aktual.co — Vice President Integrated Supply Chain (ISC) PT Pertamina Daniel Syahputra Purba mengklarifikasi terkait isu kecurangan pihaknya dalam tender LPG yang terdiri atas Butane dan Propane untuk untuk loading bulan April 2015 dengan spot total 44 ribu Metric Ton (MT). Di mana dalam tender tersebut ISC menunjuk Total sebagai pemenang yang jelas melakukan pricing untuk Maret 2015 sehingga jelas melenceng dari TOR yang ditetapkan pada April 2015.

“Begini, best practicenya, price itu based on loading month, jadi itu yang kita pakai sebagai acuan tapi yang pertama kita mau fokus nih barangnya dulu nih kita mau dapet. Memang kita ga akan nabrak harga ya. Bisa saja nih barangnya ada, cocok nih, tapi lebih mahal. Nanti rakyat beli LPG mahal marah-marah lagi,” kata Daniel di kantor Pertamina Pusat, Jakarta, Kamis (7/5).

Ia memaparkan, pihaknya tidak dapat memprediksi berapakah harga CP Aramco di bulan tertentu dalam hal ini bulan April 2015. Sehingga ketika ada penawaran yang lebih murah meski dengan pricing Maret maka itu yang paling dipertimbangkan. Diakuinya, secara best practice, apa yang telah dilakukannya memang tidak sesuai.

“Kita memang butuh kargo untuk bulan April. Memang kalau kebutuhan kargo April yang di load pada bulan April akan mengacu pada harga CP Aramco April. Saat itu kita tidak tahu berapa harganya, masih Februari kan tendernya. Kalau saya tahu berapa besok atau berapa bulan depan harganya, saya ga kerja di sini. Udah kaya raya saya, udah beli satu pulau mungkin. Yah memang begitu kondisinya, kita tidak akan tahu harga CP Aramco ke depannya. Cuma tuhan yang tahu,” ungkapnya.

Akan tetapi, lanjutnya, dalam tender LPG tersebut pada akhirnya pihaknya melihat adanya penawaran Total yang lebih murah namun loadingnya pada akhir Maret. Dan setelah dilihat secara operasional, penawaran tersebut pun dapat diterima.

“Tapi akhirnya yang kita lihat, ada yang harganya lebih murah tapi lebih lambat. Kita lihat juga domestiknya, masih cukup ga. Gitu, jadi kita pertimbangkan juga operasionalnya. Jadi itu satu konsekuensi, kita ga bisa ambil di bulan Maret, tapi bayar di bulan April. Yah tidak bisa begitu. Tidak ada yang mau. jadi itu ada implikasi operasional jangan sampai kehabisan stok,” ucap dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka