Ratusan ikhwah toriqoh ikuti gelaran peringatan Maulid Nabi Muhammad Shalalahu alaihi wassalam, di Zawiyah Arraudhah, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (9/11). FOTO: AHMAD WARNOTO / AKTUAL

Jakarta, aktual.com – Dalam Tanbîh al-Ghâfilîn karya Imam as-Samarqandi, disebutkan sebuah nasihat berharga tentang keutamaan menghadiri majlis ilmu, bahkan bagi mereka yang tidak mampu menghafal atau memahami seluruh isi pelajaran.

Beliau menuliskan, “Barang siapa yang telah sampai kepada orang alim (ulama) dan duduk bersamanya tetapi ia tidak mampu menghafalkan ilmu, maka tetap baginya tujuh kemuliaan (karamah).”

Tujuh kemuliaan itu antara lain:

  1. Mendapatkan keutamaan sebagai orang-orang yang belajar agama.
  2. Selama duduk di majlis, ia tercegah dari dosa dan kesalahan.
  3. Setiap langkah menuju majlis, rahmat Allah turun kepadanya.
  4. Saat rahmat turun kepada para santri yang lain, ia pun turut mendapatkan berkahnya.
  5. Selama mendengarkan ilmu, kebaikan ditulis baginya.
  6. Para malaikat mengelilingi majlis ilmu, dan ia pun mendapatkan bagian dari ridha mereka.
  7. Setiap tapak kaki yang diangkat dan diletakkan menjadi kafarat dosa, pengangkat derajat, dan tambahan kebaikan.

Allah ﷻ berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ۝١١

Kemuliaan itu tidak berhenti di situ. Imam as-Samarqandi menambahkan bahwa Allah memuliakan lagi orang tersebut dengan enam karamah tambahan, di antaranya:

  • Dimuliakan karena cintanya menghadiri majlis ulama.
  • Orang lain yang mengikuti langkahnya menuju majlis ilmu, pahalanya juga mengalir kepadanya.
  • Bisa mendapatkan syafaat berkat pengampunan yang Allah berikan pada salah seorang ahli majlis.
  • Dijauhkan dari majlis orang-orang fasik.
  • Dicatat sebagai bagian dari jalan para penuntut ilmu dan orang-orang saleh.
  • Diberi taufik untuk menegakkan perintah Allah.

Ayat lain yang meneguhkan keutamaan ini adalah firman Allah:

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدٰوةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَهٗ وَلَا تَعْدُ عَيْنٰكَ عَنْهُمْۚ تُرِيْدُ زِيْنَةَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۚ وَلَا تُطِعْ مَنْ اَغْفَلْنَا قَلْبَهٗ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوٰىهُ وَكَانَ اَمْرُهٗ فُرُطًا ۝٢٨

Artinya, duduk bersama ulama dan para penuntut ilmu merupakan bentuk kesabaran dalam mencari ridha Allah. Bahkan jika seseorang tidak mampu memahami secara mendalam, kehadirannya tetap dinilai ibadah dan dimuliakan. (Al-Kahfi: 28).

Imam as-Samarqandi menutup penjelasannya dengan pesan penting: semua kemuliaan itu berlaku bagi mereka yang tidak mampu menghafal ilmu. Adapun bagi orang yang mampu memahami dan menghafalnya, maka kemuliaannya akan berlipat ganda.

Pesan ini memberi harapan besar: menghadiri majlis ulama bukan hanya tentang intelektualitas, melainkan tentang keberkahan, kesucian hati, dan limpahan rahmat Allah.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain