Pemain timnas Indonesia saat tampil melawan timnas Australia dalam laga ketujuh kualifikasi Piala Dunia 2026 Grup C di Stadion Sepak Bola Sydney, Kamis (20/3/2025). Laga ini dimenangkan Australia dengan skor 5-1. ANTARA/HO-PSSI.

Jakarta, aktual.com – Isu pergantian pelatih Tim Nasional (Timnas) Indonesia kembali menghangat setelah beredar kabar tentang pelatih asal Belanda yang disebut-sebut bakal menangani skuad Garuda. Menanggapi hal tersebut, Penasihat Semen Padang FC, Andre Rosiade, menegaskan bahwa siapa pun yang akan ditunjuk harus melalui mekanisme resmi sesuai Statuta PSSI, bukan berdasarkan keputusan individu.

Andre menilai, pemilihan pelatih merupakan keputusan strategis yang menyangkut marwah organisasi dan masa depan sepak bola nasional. Karena itu, ia mengingatkan agar prosesnya mengacu pada Pasal 43 Ayat 1 Huruf L Statuta PSSI Edisi 2025, yang berbunyi:

“Komite Eksekutif berwenang menunjuk Pelatih Kepala dan Perangkat Pelatih untuk Tim Nasional atas usulan dari Departemen Teknis di Sekretariat Jenderal dan oleh Komite Teknis dan Pengembangan.”

Menurut Andre, aturan tersebut menegaskan bahwa penunjukan pelatih bukanlah kewenangan Ketua Umum atau individu tertentu, melainkan hasil keputusan bersama Komite Eksekutif (Exco) berdasarkan rekomendasi teknis.

“Pemilihan pelatih timnas harus sesuai dengan statuta. Jangan asal tunjuk sendiri, karena timnas ini ada aturannya, dan timnas itu milik seluruh rakyat Indonesia,” ujar Andre, Senin (20/10/2025).

Andre menambahkan, statuta PSSI bukan sekadar dokumen administratif, melainkan fondasi untuk menjaga profesionalisme federasi. Ia menilai pelanggaran terhadap mekanisme resmi dapat menimbulkan ketidakpercayaan publik dan kesan bahwa PSSI dikelola tanpa aturan.

Menanggapi isu pelatih asal Belanda, Andre mengakui bahwa negara tersebut memiliki sistem pembinaan yang baik, namun belum terbukti memiliki “DNA juara dunia.”

“Kalau bicara pengalaman, pelatih dari Belanda belum teruji membawa negaranya jadi juara dunia. Beda dengan pelatih dari Jerman, Prancis, atau Italia yang memang punya DNA juara dunia,” kata Andre.

“Kalau memang mau pelatih Eropa, sekalian saja yang punya DNA juara dunia. Jangan setengah-setengah,” tegasnya.

Lebih lanjut, Andre menekankan bahwa pemilihan pelatih harus memperhatikan karakter pemain Indonesia, kemampuan adaptasi, serta kesesuaian visi jangka panjang. Ia menegaskan bahwa tim nasional tidak boleh dijadikan ruang eksperimen bagi pelatih yang belum memahami konteks sepak bola Asia Tenggara.

“Kita semua ingin Timnas Indonesia terus maju. Tapi caranya harus dengan sistem yang benar, bukan karena kedekatan atau faktor non-teknis,” ujarnya.

Andre berharap PSSI menjalankan seluruh proses sesuai statuta dan melibatkan pihak-pihak berkompeten di bidang teknis. Dengan manajemen yang tertib dan berbasis aturan, ia meyakini prestasi Timnas Indonesia bisa berkembang secara stabil dan berkelanjutan.

Kini, publik menantikan langkah resmi PSSI dalam menentukan arah baru Timnas Indonesia. Siapa pun yang akhirnya terpilih, harapannya satu: mampu membawa Garuda terbang lebih tinggi, bukan hanya di Asia Tenggara, tapi juga di kancah dunia.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain