Jakarta, Aktual.com – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan bahwa sistem keamanan coretax kini semakin kuat setelah melibatkan para peretas (hacker) Indonesia yang memiliki reputasi internasional
Langkah ini diambil untuk memastikan infrastruktur digital Kementerian Keuangan tidak mudah ditembus, sekaligus mempercepat perbaikan sistem yang selama ini dinilai masih bermasalah.
Purbaya menjelaskan, perbaikan tersebut dilakukan melalui kolaborasi dengan sejumlah ahli keamanan siber lokal yang ditugaskan untuk menguji dan memperkuat sistem.
“Hacker Indonesia itu jago-jago banget, bahkan dunia juga takut sama mereka. Saya panggil yang ranking dunia untuk bantu perkuat coretax,” tegasnya di Jakarta, Jumat (24/10/2025).
Dari hasil pengujian para ahli tersebut, sistem coretax kini dinilai jauh lebih aman dibanding sebelumnya dan memastikan kebocoran data yang pernah terjadi tidak mungkin terulang karena seluruh celah keamanan telah ditutup.
Menurutnya, peningkatan keamanan ini menunjukkan kemajuan signifikan setelah sebelumnya sistem coretax dinilai lemah dan rawan kebocoran data.
“Dulu cyber security-nya cuma 30 dari 100, sekarang sudah 95 plus, bahkan bisa dibilang A+,” ujar Purbaya dengan optimistis.
Ia menjelaskan, sistem coretax sebenarnya telah dikembangkan selama empat tahun oleh perusahaan asing. Namun, proses pengawasan mutu pada masa lalu dinilai tidak maksimal sehingga banyak persoalan teknis yang belum terselesaikan.
“Bagian atas dan tengah sudah bisa diperbaiki, tapi yang di bawah masih terkunci di pihak luar,” jelasnya.
Ketika tim internal Kementerian Keuangan mulai melakukan pemeriksaan, Purbaya mengaku menemukan hal yang cukup mengejutkan.
“Begitu tim saya lihat source code-nya, mereka bilang ini kayak buatan programmer baru lulus SMA. Jadi memang bukan orang-orang top yang ngerjain,” katanya sambil tersenyum.
Purbaya juga menyoroti kecenderungan instansi pemerintah yang terlalu percaya pada penyedia asing, pahadal kemampuannya tak sehebat warga lokal.
“Kita sering terkibul, lihat aja kalau dari luar negeri apalagi Korea, langsung dianggap hebat. Padahal di bidang programming, orang kita juga banyak yang jauh lebih jago,” ucapnya.
Ia kemudian menceritakan pengalaman pribadinya bekerja sama dengan sejumlah hacker lokal berprestasi, termasuk yang pernah dilatih di Rusia.
“Saya punya satu orang yang dulu kerja di Polhukam, jago banget soal jaringan dan hacking. Pernah dilatih enam bulan di tempat tertutup di Rusia, kayaknya KGB juga tuh,” ujarnya sambil tertawa.
Purbaya menegaskan, banyak talenta keamanan siber Indonesia yang sebenarnya sudah diakui di dunia internasional. Salah satu buktinya, ia pernah memanggil delapan hacker top global untuk menguji keamanan jaringan di LPS.
“Mereka ranking 6 dunia, biasa dipakai buat ngetes Google. Hasilnya, dalam lima menit aja udah bisa nembus sistem yang waktu itu kita uji,” katanya.
Purbaya menilai peningkatan ini menjadi bukti kemampuan talenta Indonesia di bidang keamanan digital tidak kalah dengan negara lain. “Anak bangsa terbukti mampu menjaga infrastruktur digital nasional dengan standar internasional,” ujarnya.
Ia menambahkan, pengalaman dan hasil penguatan sistem coretax ini nantinya akan dibagikan ke kementerian dan lembaga lain. “Termasuk Kominfo dan sektor keuangan, agar keamanan digital nasional makin tangguh dan tidak mudah disusupi,” tutup Purbaya.
Laporan: Rachma Putri
Artikel ini ditulis oleh:
Eroby Jawi Fahmi

















