Pembayaran secara digitalisasi menggunakan pembayaran melalui electronic data capture (EDC) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Aktual/HO

Jakarta, aktual.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mengusut dugaan korupsi proyek digitalisasi stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Pertamina periode 2018–2023. Lembaga antirasuah itu kini bersiap melakukan pengambilan sampel data dari sebagian dari sekitar 15.000 SPBU di seluruh Indonesia.

Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, menjelaskan langkah ini dilakukan untuk memperdalam penyidikan kasus yang menyeret proyek raksasa pengadaan sistem digitalisasi SPBU tersebut.

“Penyidik akan melakukan sampling atau pengecekan terkait keandalan mesin-mesin EDC (electronic data capture) yang diadakan dalam program digitalisasi di PT Pertamina (Persero),” ujar Budi di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (24/10).

Budi menambahkan, proyek digitalisasi ini tidak hanya mencakup pengadaan mesin EDC, tetapi juga automatic tank gauge (ATG), yakni alat yang berfungsi mengukur stok bahan bakar minyak (BBM) secara otomatis.

“Ini merupakan satu paket pengadaan. Program digitalisasi SPBU digunakan di sekitar 15.000 pompa bensin di seluruh Indonesia,” katanya.

KPK pertama kali mengumumkan penyidikan kasus ini pada 20 Januari 2025, setelah statusnya resmi naik dari tahap penyelidikan pada September 2024. Pada saat itu, sejumlah saksi telah dipanggil untuk memberikan keterangan.

Jumlah tersangka baru diungkap KPK pada 31 Januari 2025, yakni tiga orang. Hingga Agustus 2025, proses penyidikan telah memasuki tahap akhir, dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI dilibatkan untuk menghitung potensi kerugian keuangan negara.

Perkembangan terbaru datang pada 6 Oktober 2025, ketika KPK mengumumkan bahwa salah satu tersangka kasus digitalisasi SPBU juga terlibat dalam kasus korupsi lain, yakni pengadaan mesin EDC di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk periode 2020–2024.

Tersangka tersebut adalah Elvizar (EL), yang diketahui menjabat sebagai Direktur PT Pasifik Cipta Solusi (PCS) saat proyek digitalisasi SPBU berlangsung, dan kemudian menjadi Direktur Utama PCS pada proyek mesin EDC di BRI.

Keterkaitan dua kasus besar ini membuat penyidik KPK semakin fokus menelusuri jejak uang negara yang diduga diselewengkan melalui proyek digitalisasi. Program yang semula ditujukan untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi di ribuan SPBU, kini justru menjadi sorotan karena dugaan penyalahgunaan anggaran bernilai besar.

Penyidik KPK akan terus memeriksa keandalan perangkat digital di lapangan serta menelusuri pihak-pihak yang diduga ikut menikmati hasil korupsi proyek ini.