Jakarta, Aktual.com — Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat A Muhaimin Iskandar menyampaikan, pemerintah menyiapkan sejumlah program di sektor ekonomi kreatif untuk menangani persoalan kemiskinan dan pengangguran.
Kata Cak Imin, sapaannya, pengentasan kemiskinan tidak bisa bertumpu pada bantuan sosial semata. Menurutnya, model pendekatan baru pemberdayaan salah satunya melalui program Miskin Ekstrem Langsung Kerja.
“Program ini memberi kesempatan penerima bansos untuk bekerja dalam bidang-bidang dasar seperti keamanan, layanan kantor, hingga jasa bengkel,” kata Cak Imin, di Jakarta, Rabu (5/11/2025).
Hal itu disampaikan Cak Imin usai Rapat Tingkat Menteri bersama Menteri Sosial, Menteri Koperasi dan UMKM, Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, serta Menteri Desa dan PDTT.
Selain itu, kata Cak Imin, pemerintah juga mendorong penyediaan ruang kreatif seperti creative hub dan pasar kreatif, seperti Pos Bloc dan M Bloc di Jakarta. Ruang kreatif ini, untuk mendukung pelaku usaha kreatif memiliki sarana pamer, kolaborasi, hingga distribusi produk.
Adapun Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya menyampaikan langkah penguatan ekonomi kreatif ini disebut sebagai bagian dari strategi besar pemerintah dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
“Pertumbuhan yang tidak hanya tercatat di angka statistik, tetapi terasa langsung oleh masyarakat di daerah,” kata Teuku Riefky.
Menurutnya, Pemerintah selalu berkomitmen menjadikan ekonomi kreatif sebagai salah satu motor pertumbuhan ekonomi baru, terutama dalam upaya membuka lapangan kerja dan menekan angka kemiskinan.
“Penguatan sektor ekonomi kreatif tidak hanya berbicara soal kreativitas, tetapi juga soal memperkuat kelas menengah yang sempat tertekan beberapa tahun terakhir,” paparnya.
Ia menyoroti data 9,5 juta masyarakat kelas menengah yang turun kasta akibat tekanan ekonomi, sehingga sektor kreatif diproyeksikan hadir sebagai ‘penyangga baru’ untuk menciptakan peluang usaha dan pekerjaan.
“Ekonomi kreatif tidak hanya menghasilkan produk budaya dan hiburan, tetapi juga menciptakan ruang usaha. Ketika rantai nilainya diperkuat, ia menjadi penopang stabilitas ekonomi,” kata Riefky.
Ia juga menyebutkan, dalam satu tahun terakhir, sejumlah provinsi mulai menunjukkan peningkatan investasi subsektor ekonomi kreatif. Jakarta menjadi yang paling menonjol, dengan nilai investasi meningkat dari Rp18,14 triliun menjadi Rp25,97 triliun.
“Kalau investasi naik, berarti daerah itu dihitung punya daya saing. Bukan hanya untuk pasar lokal, tetapi juga arah ekspansi ke kawasan regional dan global,” jelasnya.
Laporan: Rachma Putri
Artikel ini ditulis oleh:
Eroby Jawi Fahmi

















