Jakarta, aktual.com — Suasana haru menyelimuti Istana Negara saat Marsini, kakak kandung aktivis buruh Marsinah, menyampaikan keterangan pers usai Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional Tahun 2025, Senin (10/11/2025).
Dengan mata berkaca-kaca, Marsini mengucapkan rasa syukur dan terima kasih atas penghargaan yang diberikan oleh Presiden Prabowo Subianto kepada mendiang adiknya, Marsinah.
Marsini hadir bersama keluarga besar, termasuk keponakan Marsinah, A. Anovianto Prajoko, serta perwakilan dari Kabupaten Nganjuk, untuk menerima penghargaan tersebut. “Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden Prabowo, Bapak Presiden RI yang sekarang. Terima kasih banget, terima kasih sebesar-besarnya untuk anugerah yang diberikan untuk adik saya Marsina,” ujar Marsini dengan suara bergetar.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak yang telah mendukung proses panjang pengajuan gelar pahlawan nasional bagi Marsinah — mulai dari pemerintah daerah, organisasi buruh, hingga lembaga swadaya masyarakat. “Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Bupati pendahulu yang telah memberi nama Jalan Marsina. Juga kepada teman-teman Marsina yang lain, yaitu ke-13 anak yang di-PHK saat peristiwa demo,” tuturnya.
Marsini mengenang dengan haru perjuangan sahabat-sahabat Marsinah yang selama bertahun-tahun terus memperingati perjuangan sang aktivis melalui doa bersama dan kegiatan sosial. Ia mengaku tak menyangka akhirnya dapat berdiri di Istana Negara, menyaksikan perjuangan sang adik diakui oleh negara. “Akhirnya saya bisa berdiri di sini, didampingi orang nomor satu, nomor dua, juga dari LSM Pak Kelik yang selalu berkomunikasi. Saya tidak bisa membalas apa-apa, hanya terima kasih. Semoga semuanya berkah hidupnya di dunia dan akhirat,” ucapnya penuh emosi.
Mengenang sosok sang adik, Marsini bercerita tentang masa kecil Marsinah yang penuh perjuangan. Ia menggambarkan betapa berat kehidupan yang dijalani Marsinah kecil, yang harus berpindah-pindah mengikuti kerabat demi bisa bersekolah. “Marsina waktu kecil berjuang keras agar bisa sekolah sampai SMP. Naik sepeda ontel jengki merah tanpa boncengan, tanpa selebor, tetap semangat belajar meski tanpa ibu dan bapak,” kenangnya.
Dalam kesempatan itu, Marsini juga menyampaikan pesan kepada para buruh di seluruh Indonesia agar terus melanjutkan semangat perjuangan Marsinah dalam memperjuangkan kesejahteraan pekerja. “Harapan kami, teman-teman Marsinah terus berjuang meningkatkan taraf hidupnya. Semoga UMR yang ada sekarang bisa mencukupi kehidupan yang lebih layak, tidak seperti dulu makan saja hanya dua kali sehari,” katanya.
Marsini juga menyoroti sistem kerja kontrak dan outsourcing yang menurutnya masih menjadi persoalan di kalangan buruh. “Kalau outsourcing tiga bulan selesai, otomatis bisa menimbulkan pertengkaran dalam rumah tangga hingga perceraian. Saya mohon teman-teman tetap berjuang, ingatlah Marsina yang berkorban untuk kesejahteraan buruh,” ujarnya.
Di akhir keterangannya, Marsini berharap perjuangan Marsinah tidak berhenti di masa lalu, tetapi terus menjadi inspirasi bagi generasi muda. “Perjuangan Marsinah semoga dilanjutkan oleh teman-temannya yang dulu masih kecil, sekarang sudah dewasa. Teruslah berjuang. Marsina dulu ingin kuliah tapi tidak bisa karena tidak ada biaya — semoga semangatnya tetap hidup,” tandas Marsini.

















