Jakarta, Aktual.com – Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan akan ada penambahan pengerahan prajurit TNI untuk memperkuat pengamanan di tiga wilayah. Tiga wilayah ini ditetapkan sebagai center of gravity, yakni Papua, Jakarta, dan Aceh.
“Bahwa dalam rangka mendukung stabilitas nasional supaya pembangunan ini bisa berjalan aman dan lancar, kita telah menerima petunjuk-petunjuk dari Bapak Presiden, baik sebagai Kepala Negara maupun sebagai Kepala Pemerintahan. Kita sudah menetapkan tiga center gravity yang harus kita jamin faktor keamanannya,” kata Sjafrie usai rapat tertutup dengan Komisi I DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/11/2025).
Sjafrie menjelaskan Jakarta menjadi satu dari tiga center of gravity yang keamanan wilayahnya harus dijamin. Dia menyebut pengamanan di Jakarta akan dilakukan menyeluruh untuk wilayah darat, laut maupun udara.
“Yang pertama Jakarta sendiri, kita amankan Jakarta itu dari 360 derajat. Baik dari pengamanan pantai, maupun pengamanan udara, serta pengamanan di darat kita lakukan,” katanya.
Titik pengamanan yang kedua adalah Aceh, TNI juga bakal menambah penguatan keamanan di Papua. Sjafrie mengatakan metode pengamanan di Papua akan menerapkan dua cara pendekatan.
“Kemudian center of gravity yang kedua adalah Aceh, sebab ini adalah bagian barat dari wilayah kita. Kemudian Center Gravity ketiga adalah Papua. Kita akan menempatkan pasukan di Papua dan menerapkan satu metode yang kita sebut smart approach,” kata Sjafrie.
“Di mana antara soft approach, pendekatan teritorial, dan hard approach yaitu operasi taktis, kita gabungkan. Sehingga kita ingin merebut hati rakyat agar supaya mereka-mereka yang masih belum mempunyai satu kesamaan pemikiran terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, kita ajak untuk bersama-sama,” sambungnya.
Dia menegaskan kedaulatan RI jangan sampai diinjak-injak oleh siapa pun. Sjafrie mengatakan pihaknya berkomitmen tetap waspada pada setiap ancaman.
“Namun demikian, dalam rangka kita menjaga kedaulatan, kita tidak ingin kedaulatan kita diinjak-injak oleh orang. Sehingga kita tetap harus bersiap siaga dan meneruskan melanjutkan kewaspadaan terhadap kemungkinan-kemungkinan ancaman taktis,” imbuhnya.
Ia juga menyampaikan, Komisi I DPR memberi respons positif terhadap pembangunan kekuatan pertahanan ini. Namun, ia meminta agar pengawasan politik tetap dilakukan secara objektif dan konstruktif.
“Dukungan itu penting, tetapi kontrol sosial dari DPR juga harus intensif agar tugas kami bisa diawasi demi kepentingan nasional,” ujarnya.
Kontingen Pasukan Perdamaian untuk Gaza Masuk Tahap Seleksi
Sementara itu, Panglima TNI Jenderal Agus Subianto memastikan kesiapan kontingen pasukan pemelihara perdamaian (peacekeepers) yang akan diberangkatkan ke Gaza kini memasuki tahapan seleksi personel.
“Tahap seleksi sudah berjalan, dipimpin oleh jenderal bintang tiga. Struktur pasukan akan ditopang oleh tiga brigade komposit,” katanya.
Komposisi kontingen tersebut antara lain, 1 Batalion Kesehatan, 1 Batalion Konstruksi, 1 Batalion Bantuan Unsur bantuan mekanis, Unsur udara (helikopter dan pesawat C-130 Hercules, 2 kapal rumah sakit TNI AL lengkap dengan helikopter.
Selain seleksi, TNI juga akan mengirimkan tim reconnaissance (recce) untuk memastikan kondisi lapangan dan titik penempatan pasukan di Gaza sebelum pengiriman kontingen besar sekitar 20 ribu personel.
“Tes kesehatan, fisik, dan psikologi dilakukan secara ketat. Setelah ada kejelasan mandat dari PBB, kita kirim tim pendahulu untuk menilai situasi di sana,” tutur Panglima.
Laporan: Taufik Akbar Harefa
Artikel ini ditulis oleh:
Eroby Jawi Fahmi

















