Jakarta, aktual.com – Kementerian Agama akan menyiapkan sejumlah Universitas Islam Negeri (UIN) dan Pesantren yang dapat menampung para pelajar dari Palestina agar mereka bisa kembali melanjutkan pendidikan, menindaklanjuti rencana Presiden Prabowo Subianto.
“Pak Prabowo akan mengundang orang-orang yang buta huruf, yang putus sekolah sekian lama di Palestina. Kami sudah menginventaris UIN atau ke pesantren mana anak-anak itu seandainya akan datang,” kata Menteri Agama Nasaruddin Umar di UIN Jakarta, Kamis (27/11).
Pernyataan tersebut diungkapkan Menag dalam acara Indonesia’s Contribution to Contemporary Global Peace and Conflict Resolution di Auditorium Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Menag menjelaskan langkah tersebut merupakan bagian dari tanggung jawab Kementerian Agama sekaligus dukungan atas berbagai inisiatif Presiden dalam isu kemanusiaan global.
“Tiga ribu pun juga kami siap untuk menampung mereka. Anak-anak tidak boleh buta huruf, tidak boleh menderita. Nah kita lihat Pak Presiden juga berkali-kali menyampaikan kami siap untuk memutus pasukan keamanan kami di sekitar sini untuk menjadi pengaman,” kata Menag.
Menag menyampaikan bahwa Indonesia memiliki pengalaman sebelumnya dalam membantu pelajar dari negara berkonflik. Maka dari itu, Kemenag siap membantu anak-anak di Palestina agar terhindar dari buta huruf.
“Kita sebetulnya sudah melakukan ini. Misalnya, pengalaman di Afganistan ketika berkonflik, itu kita mengirim sekitar 300 anak Afganistan itu di beberapa pondok pesantren di Pulau Jawa,” kata dia.
Sebelumnya, Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan Indonesia memiliki modal yang kuat dalam menjaga perdamaian dunia sesuai amanah konstitusi.
“Indonesia sebagai negara Muslim yang besar di dunia, memiliki modalitas besar untuk ikut serta menjaga perdamaian dunia sebagaimana amanat konstitusi,” ujar Menag.
Menag menjelaskan politik luar negeri bebas aktif menempatkan Indonesia pada posisi netral, namun aktif mendorong penyelesaian damai melalui jalur diplomasi.
Netralitas ini memberikan kepercayaan dari berbagai pihak untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai juru bicara utama perdamaian.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain

















