Jakarta, aktual.com – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI memastikan dua Warga Negara Indonesia (WNI) meninggal dunia dalam kebakaran besar yang terjadi di kompleks perumahan Wang Fuk Court, Tai Po, Hong Kong, pada Rabu waktu setempat. Insiden tragis tersebut juga menyebabkan dua WNI lainnya mengalami luka-luka.
Dalam keterangan resmi, Kemlu menyebut seluruh korban merupakan pekerja migran Indonesia (PMI) yang bekerja di sektor domestik.
“Dari hasil koordinasi intensif KJRI Hong Kong dengan pihak kepolisian Hong Kong, diperoleh informasi hingga saat ini ada dua WNI dinyatakan meninggal dunia dan dua lainnya mengalami luka-luka,” demikian pernyataan Kemlu RI, Kamis.
Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Hong Kong langsung bergerak cepat memantau kondisi WNI di sekitar lokasi kejadian. Berbagai langkah darurat telah dilakukan guna memastikan keamanan serta pemenuhan kebutuhan para WNI terdampak.
KJRI telah membuka tempat singgah sementara di gedung KJRI, menyediakan logistik bagi WNI terdampak, melakukan koordinasi intensif dengan otoritas setempat dan agen penyalur ketenagakerjaan, serta memberi pendampingan lanjutan bagi para korban.
“KJRI Hong Kong telah menghubungi keluarga WNI terdampak guna menyampaikan keprihatinan dan belasungkawa yang mendalam serta memberikan kejelasan informasi,” ujar Kemlu RI.
Keluarga korban juga telah mendapat penjelasan mengenai langkah-langkah penanganan, termasuk persiapan repatriasi jenazah dan pemenuhan hak-hak PMI.
Kebakaran yang melanda Wang Fuk Court menjadi salah satu insiden terburuk di Hong Kong dalam beberapa tahun terakhir. Sedikitnya 36 orang tewas, termasuk seorang petugas pemadam kebakaran, sementara 279 orang dilaporkan hilang. Sebanyak 29 korban dirawat di rumah sakit, dengan tujuh di antaranya dalam kondisi kritis.
Kepala Eksekutif Hong Kong, John Lee Ka-chiu, mengatakan bahwa tujuh blok apartemen terdampak, dengan tiga blok tampak gelap akibat kebakaran hebat dan empat lainnya mengalami kerusakan serius.
Upaya pemadaman dilakukan secara besar-besaran. Lebih dari 140 mobil pemadam dan 800 petugas — termasuk pemadam kebakaran, paramedis, serta drone pemantau udara — dikerahkan untuk mengendalikan api dan melakukan pencarian korban.
Kemlu RI menegaskan akan terus memastikan setiap WNI yang terdampak mendapatkan perlindungan maksimal. Pendampingan psikologis, hukum, hingga proses administrasi pemulangan korban menjadi prioritas.
KJRI Hong Kong masih terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk memastikan seluruh WNI di kawasan tersebut dalam kondisi aman.
Tragedi ini kembali menyoroti pentingnya perlindungan bagi pekerja migran Indonesia di luar negeri serta kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat. Pemerintah memastikan akan terus menyampaikan perkembangan terbaru seiring penanganan kasus ini.
Artikel ini ditulis oleh:
Tino Oktaviano

















