Jakarta, Aktual.co — Penerjemah asal Afghanistan yang terluka saat bekerja dengan pasukan Inggris telah memenangkan hak untuk berpendapat di Inggris.
Sebuah pengadilan banding memutuskan bahwa pemerintah harus menanggapi klaim gagal untuk mempertimbangkan isu-isu kesetaraan sebelum menawarkan interpreter Afghanistan dalam skema pemukiman yang jauh lebih ketat daripada yang ditawarkan kepada rekan-rekan mereka.
Keputusan itu berarti judicial review yang dibawa oleh dua orang penerjemah Afghanistan dapat menantang apakah pertahanan dan sekretaris asing memenuhi kewajiban hukum mereka atau tidak.
Lord Justice Sullivan mengatakan ada kepentingan publik yang lebih luas dalam memastikan bahwa keputusan pemerintah yang dibuat dengan cara yang sah.
Program redundansi Afghanistan menawarkan kesempatan untuk pindah ke Inggris hanya untuk penerjemah yang masih melayani pasukan Inggris di provinsi Helmand pada bulan Desember 2012 dan dipekerjakan selama lebih dari 12 bulan.
Mohammad Rafi Hottak, salah satu pengadu terhadap pemerintah yang sekarang tinggal di Birmingham setelah melarikan diri dari Afghanistan karena ancaman pembunuhan, berharap agar sistem peradilan Inggris akan membuat pilihan yang tepat.
“Ada banyak penafsir dan keluarga mereka yang hidupnya tergantung pada keputusan banding ini dan judicial review,” kata dia, seperti dilansir dari The Guardian.
Artikel ini ditulis oleh:

















