Jakarta, Aktual.com — Kementerian Haji dan Umrah RI menyampaikan bahwa pelunasan Haji 2025 masih berada di angka satu persen meski masa pembayaran telah berjalan lima hari. Dalam Sesi Pelunasan Haji di Gedung BSI Tower, Jumat (28/11/2025), Kepala Biro Humas Kemenhajri, Hasan Affandi, menegaskan bahwa pemenuhan syarat istitha’ah kesehatan menjadi kewajiban sebelum jemaah dapat melunasi biaya haji.

“Seperti yang tadi disinggung Pak Anton, syarat pelunasan itu jemaah harus istitha’ah terlebih dahulu,” ujar Hasan. Ia menekankan bahwa pemeriksaan kesehatan harus dilakukan dan jemaah dinyatakan layak oleh tenaga medis, tidak hanya memiliki biaya yang cukup.

Hasan meminta jemaah mempercepat pemeriksaan kesehatan mengingat waktu pelunasan terbatas. Tahap pertama berlangsung hingga 23 Desember 2025, sedangkan tahap kedua berakhir pada 9 Januari 2026. “Dengan timeline yang ketat, kami imbau jemaah segera melakukan pemeriksaan kesehatan, pelunasan, dan menyiapkan seluruh kebutuhan ibadah haji,” katanya.

Hasan juga memastikan bahwa sistem pelunasan nasional telah dipersiapkan secara maksimal. “Kami sudah menyiapkan sistem dengan sangat baik karena seluruh proses ini terintegrasi dengan sistem di Kementerian Haji dan Umrah,” ujarnya. Ia menjelaskan bahwa peningkatan kapasitas saluran, bandwidth, dan stabilitas layanan telah dilakukan untuk menjaga kelancaran transaksi.

Pemantauan sistem dilakukan setiap hari karena sebagian besar transaksi pelunasan nasional melewati jalur BSI. “Kami monitor terus setiap hari, baik di lapangan maupun kekuatan sistem yang terkoneksi dengan BSI. Karena 81 persen pelunasan nasional dilakukan melalui bank tersebut, stabilitas layanan harus dijaga,” kata Hasan. Ia menyebut pelunasan tahun sebelumnya relatif lancar, dengan keterlambatan kecil pada minggu pertama akibat pemeriksaan kesehatan yang belum rampung.

Kementerian juga memantau situasi layanan haji di Aceh yang terdampak banjir hingga menyebabkan sejumlah kantor layanan tidak beroperasi. “Beberapa cabang tidak bisa melayani dan kondisi itu sudah dilaporkan kepada regulator,” ujar Hasan. Ia memastikan tidak ada petugas maupun keluarga yang menjadi korban jiwa.

Gangguan di Aceh disebabkan padamnya listrik, terbatasnya BBM untuk genset, serta kerusakan BTS telekomunikasi. Layanan di Banda Aceh dan Lhokseumawe tetap berjalan normal, namun Langsa sempat terisolasi akibat akses jalan terputus. “Kami menunggu akses dibuka. Setelah itu proses evakuasi dan pemenuhan kebutuhan dasar petugas dapat dipercepat,” katanya.

Hasan menyebut bantuan logistik telah disiapkan di titik-titik dekat lokasi terdampak dan pemantauan dilakukan bersama pemerintah daerah serta BNPB. “Insya Allah semua kami jaga dengan baik, termasuk layanan yang berkaitan dengan proses haji,” tutupnya.

Laporan: Rachma Putri

Artikel ini ditulis oleh:

Eka Permadhi