Pangkalan Bun, Aktual.co — Panglima Komando RI Armada Wilayah Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Widodo mengatakan TNI akan mengikuti komando pemerintah untuk melaksanakan operasi pencarian dan evakuasi korban dan pesawat Air Asia QZ8501.

“Untuk operasi SAR kami akan mengikuti komando pemerintah. Yang jelas sebelum dinyatakan selesai TNI dengan segala aset yang ada tetap mencari badan utama pesawat agar korban dapat ditemukan,” kata Pangarmabar di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah (Kalteng), Selasa (13/1).

Sejauh ini, ia mengatakan TNI belum mendapatkan aba-aba dari pemerintah. Karena itu, pencarian dan evakuasi masih dilakukan, ada 11 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), dua kapal Amerika Serikat (AS), dua kapal Malaysia, dua kapal Singapura, dan beberapa kapal negara masih berada di sektor-sektor pencarian.

“Untuk masalah operasi selesai atau tidak kami menunggu perintah Presiden melalui Basarnas,” ujar dia.

Sebelumnya, Direktur Operasional Badan SAR Nasional (Basarnas) SB Supriyadi mengatakan tim SAR gabungan berupaya mengevakuasi korban yang diduga masih berada di dalamnya.

“Jika badan pesawat ditemukan, korban yang mungkin masih ada di dalamnya bisa segera dievakuasi juga,” kata Supriyadi.

Hingga saat ini, ia mengatakan belum mendapat laporan penemuan korban lagi dari jatuhnya pesawat AirAsia di selatan perairan Teluk Kumai, Kalteng, Minggu (28/12). “Belum ada laporan, harapannya di objek lain bisa ditemukan jasad para korban,” katanya.

Saat ini operasi pencarian difokuskan di dalam air. Sebanyak 81 penyelam TNI AL menyisir sektor prioritas kedua, dengan harapan menemukan korban yang diduga ada di dalam badan pesawat.

Tim penyelam berada di lima kapal dan dibuat tiga gelombang penyelaman untuk menyisir bawah laut. “Biasanya 30 menit mereka (penyelam) naik, turun tim berikutnya, bergantian. Sehingga saat kondisi cuaca baik ini bisa dimaksimalkan evakuasinya.” Berdasarkan laporan, ia mengatakan kebanyakan serpihan pesawat yang sudah berhasil ditemukan terendam lumpur atau pasir di dasar laut. Dan berdasarkan hasil deteksi kapal-kapal yang membawa sonar dan berhasil mendeteksi objek metal para tim penyelam dari TNI AL mencoba menyisir radius 500 meter dari objek yang ditemukan.

“Itu bergantian, jadi mereka bergerak 10 meter terus naik ke permukaan. Untuk ukuran 10 meter di bawah air itu cukup jauh, terutama saat visibility-nya buruk,” ujar Supriyadi.

Akan dilihat apa yang dapat dilakukan tim SAR gabungan mengingat titik badan pesawat sudah jelas. Yang jelas, ia mengatakan kekuatan tim gabungan sudah mulai dikurangi digantikan dengan kapal-kapal yang bisa mengambil serpihan pesawat saja.

Jika operasi SAR gabungan ditutup, menurut Supriyadi, operasi harian Basarnas tetap akan dilakukan untuk mencari korban dari pesawat AirAsia. Sebelumnya disebutkan bahwa badan pesawat telah ditemukan berjarak 1.7 mil dari penemuan ekor pesawat.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid