Jakarta, Aktual.co — Asosiasi Gula Indonesia (AGI) menilai pada tahun 2015 Indonesia tidak perlu mengimpor gula konsumsi langsung baik berupa gula kristal putih (GKP) maupun gula mentah (raw sugar) untuk keperluan pabrik gula berbasis tebu. Stok awal tahun 2015 yang diperkirakan mencapai 1,5 juta ton lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gula selama lebih dari enam bulan ke depan.

“Apalagi semua pabrik gula di Sumatera Selatan dan Lampung sudah melaksanakan giling,” ujar Direktur Eksekutif AGI Tito Pranolo saat menyampaikan ‘Outlook Pasar Gula 2015’ di Jakarta, Selasa (13/1).

Stok gula sebanyak 1,5 juta ton pada awal tahun ini, tambahnya, yakni 1,12 juta di gudang dan sisanya di pengecer. Diprediksi produksi gula berbasis tebu di 2015 akan mengalami penurunan menjadi 2,54 juta ton dibandingkan 2014 sebanyak 2,58 juta ton.

Sementara untuk konsumsi 2015 diprediksi mencapai 2,89 juta ton, dengan asumsi kenaikan jumlah penduduk dari 253,8 juta penduduk menjadi 255,4 juta penduduk dan kenaikan konsumsi dari 11,24 kg per kapita menjadi 11,32 kg per kapita.

“Gula produksinya 2,54 juta ton ditambah stok jadi 4 jutaan. Dengan konsumsi 2,89 juta maka tidak perlu impor,” kata Senior Advisor Asosiasi Gula Indonesia Yadi Yusriyadi.

Upaya yang sangat mendesak untuk dilakukan, adalah pengendalian impor raw sugar dan pengawasan distribusi gula rafinasi.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka