Jakarta, Aktual.com – Menko Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) memberikan penjelasan terkait aksinya memikul karung beras di lokasi bencana Sumatera serta kabar izin penebangan hutan yang ramai diperbincangkan di media sosial.
Penjelasan tersebut disampaikan Zulhas saat menghadiri Bisnis Indonesia Group Conference di Jakarta, Senin (8/12). Di hadapan para undangan, ia menegaskan tidak mempermasalahkan kritik yang muncul setelah videonya menggotong beras viral.
“Apa saja mau ngata-ngatain saya, tidak ada masalah. Saya maafkan. Yang penting bantu saudara-saudara kita di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara,” ujar Zulhas.
Ia mengaku sempat menjadi bahan candaan masyarakat ketika berolahraga di kawasan Sudirman. “Ada ibu-ibu yang bilang, ‘Pak Zul, berasnya mana? Nggak gotong beras?’ Saya jawab, ‘Saya lagi olahraga karena kecapean gotong beras’. Semua ketawa,” katanya.
Zulhas menegaskan aksinya bukan pencitraan, melainkan kebiasaan yang ditanamkan almarhum ibunya sejak kecil. Prinsip berbagi, katanya, tetap ia pegang hingga kini.
“Saya diperintah ibu saya, tiap hari harus memberi bantuan. Dalam Islam itu ayatnya jelas,” ujarnya.
Ia menuturkan kebiasaan membagikan beras sudah dilakukan sejak usia enam tahun. Setiap kunjungan daerah, Zulhas hampir selalu membawa beras kemasan 5 kilogram untuk dibagikan kepada warga.
“Biasa saya gotong beras. Kalau saya ke daerah, tanya teman-teman saya, pasti saya bagi-bagi,” kata Ketua Umum PAN itu.
Selain beras, Zulhas juga memastikan selalu membawa uang tunai yang biasanya habis dibagikan setelah kegiatan. “Kantong saya selalu ada uang, dan pulang sudah kosong. Itu tiap hari. Kalau orang lain menganggap aneh, ya tidak apa-apa, saya maafkan,” ujarnya.
Tanggapi Isu Izin Tebang Hutan Tesso Nilo
Dalam kesempatan yang sama, Zulhas menanggapi kembali isu izin penebangan hutan yang viral setelah cuplikan video dirinya bersama aktor Hollywood Harrison Ford pada 2013 beredar.
Ia menegaskan pemerintah tidak pernah menerbitkan izin pembukaan lahan di Taman Nasional Tesso Nilo, Riau.
“Bencana terjadi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Sementara Tesso Nilo berada di Riau. Tapi tetap saja salahkan saya. Ya tidak apa-apa, saya maafkan,” ujarnya.
Zulhas menegaskan Tesso Nilo merupakan kawasan taman nasional yang tidak boleh diberi izin apa pun. Menurutnya, tidak ada menteri kehutanan yang berani mengeluarkan izin di wilayah tersebut karena dapat berujung pidana.
“Tidak ada menteri kehutanan yang mungkin memberi izin Tesso Nilo. Kalau memberi izin, langsung masuk penjara,” katanya.
Ia juga mengklarifikasi isu pelepasan kawasan hutan seluas 1,6 juta hektare. Pelepasan tersebut, kata Zulhas, dilakukan untuk memberikan kepastian hukum tata ruang bagi lahan yang telah digunakan masyarakat, bukan untuk membuka izin baru bagi perusahaan.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain

















