Jakarta, Aktual.co — Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar hasil Munas IX Bali, Fadel Muhammad mendukung usulan agar Aburizal Bakrie duduk bersama Agung Laksono dan berbicara empat mata. Usulan itu bergulir untuk menyelesaikan dualisme kepengurusan di Partai Golkar. “Saya kira itu solusi terbaik, duduk satu meja untuk mencari solusi, jalan keluar terbaik,” kata Fadel, di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (12/1).

Fadel mengungkapkan, saat ini ada tiga skenario untuk menyelesaikan perselisihan di internal Golkar. Skenario pertama adalah sekuat mungkin mengupayakan islah. Jika tak tercapai, kata Fadel, ada juga skenario memberikan Agung Laksono jabatan pengurus di DPP Golkar. “Kita bisa beri jabatan yang pas untuk beliau (Agung). Kalau masih sulit, terpaksa diselesaikan ke pengadilan,” ujarnya.

Dualisme kepengurusan di tubuh Golkar belum juga dituntaskan. Perundingan yang dilakukan kedua kubu menemui jalan buntu. Perundingan telah dilakukan dua kali, dan akan dilanjutkan pada 13 atau 14 Januari 2015 di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat.

Ketua Bidang Komunikasi, Media dan Penggalangan Opini DPP Partai Golkar hasil Munas IX Jakarta, Leo Nababan mengusulkan agar Aburizal dan Agung bertemu dan berbicara empat mata. Ia meyakini masalah akan segera cair jika keduanya bertemu. “Kalau deadlock (perundingan), tolonglah Agung dan Ical (Aburizal) didudukkan dalam satu meja,” kata Leo.

Leo mengungkapkan, pernyataannya itu ia sampaikan sekaligus untuk menjawab cara menyelesaikan dualisme kepemimpinan di Partai Golkar. Menurut dia, Aburizal memiliki janji tertulis akan mendukung Agung sebagai Ketua Umum Golkar periode 2014-2019.

Leo melanjutkan, ia menjadi saksi saat Agung dan Aburizal menandatangani perjanjian. Perjanjian dilakukan pada 2009 dan juga disaksikan Nirwan Bakrie. “Ada gentlemen’s agreement, biarlah Agung dan Ical bicara, biarlah mereka bicara berdua, ingatkan komitmen lima tahun yang lalu,” pungkas Leo.