Yogyakarta, Aktual.co — Rumitnya sistim penilaian dalam Kurikulum 2013 (K-13) diakui menjadi kendala utama bagi mayoritas guru saat ini.
Hal itu dikhawatirkan akan membuat guru sibuk dengan urusan menilai siswanya sehingga lupa dengan kewajibanya sebagai pendidik.
Pendidik sekaligus Wakasek Kurikulum SMP N 2 Yogyakarta, Chairul Arifin, menyebut saat ini banyak guru-guru yang langsung membuka leptop dan berkutat membuat laporan penilaian siswa pada saat jam istirahat. Hal itu terjadi karena rumit serta banyaknya pekerjaan penilaian yang harus mereka lakukan.
Padahal, saat jam istirahat sebenarnya merupakan kesempatan bagi guru untuk membangun interaksi informal dan kedekatan dalam rangka mentransfer pendidikan karakter atau nilai-nilai positif secara langsung dengan para siswa.
“Saya khawatir guru hanya akan menjadi asesor saja, tapi lupa dengan tugasnya sebagai guru untuk mendidik atau membentuk karakter dengan mengajarkan nilai-nilai postitif kepada siswa,” katanya Senin (12/01).
Dia menambahkan, setidaknya satu orang guru harus menilai puluhan siswa untuk sebanyak 19 karakter penilaian. Padahal untuk merumuskan satu karakter penilaian itu terdapat lima indikator dengan 4 metode penilaian. Hal ini membuat banyak guru menjadi kerepotan.
“Padahal penanaman karakter itu sangat penting, dan harus dibangun dengan interaksi-interaksi yang intens antara murid dan guru. Tak seperti transfer pengetahuan/ilmu yang lebih bisa dilakukan secara lebih mudah dengan pembelajaran di kelas,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:












