Jakarta, Aktual.co —  Pemerintah baru Sri Lanka akan menyelidiki satu usaha Mahinda Rajapakse untuk melakukan “kudeta” agar tetap berkuasa setelah ia jelas kalah dalam pemilihan presiden pekan lalu, kata seorang juru bicara.

“Rakyat merasakan ada satu transisi yang damai. Tidak ada sesuatu gejolak,” kata juru bicara Mangala Samaraweera kepada wartawan (11/1).

“Yang terutama sekali adalah kabinet baru akan selidiki adalah usaha kudeta dan konspirasi oleh mantan presiden Rajapakse itu. Ia mundur hanya apabila panglima militer dan Inspektur Jenderal Polisi menolak mendukungnya.”

Rajapakse mendapat pujian luas karena mengaku kalah (9/1), bahkan sebelum suara para pemilih terakhir dalam pemilu Kamis itu dihitung, ketika ia mengakui bahwa pesaingnnya Maithripala Sirisena unggul yang tidak dapat dibantah.

Tetapi Samaraweera mengatakan bahwa pemimpin berusia 69 tahun, yang memerintah negara itu sejak tahun 2005 berusaha keras untuk membatalkan hasil pemilu itu dan bersikeras untuk tetap berkuasa.

Ia mengatakan Inspektur Jenderal Polisi N.L.Illangakoon “sangat vokal dan tidak ingin berhak pada kudeta ini”.

Panglima militer Daya Ratnayake mendukung polisi dan menolak mengerahkan pasukan untuk membantu Rajapakse merebut kekuasaan, kendati Departemen Kejaksaan Agung memperingatkan akan akibat-akibat yang berbahaya, kata juru bicara itu.

Rajapakse berusaha menghentikan penghitungan suara itu karena nampaknya akan kalah dan ingin tetap berkuasa dengan mengeluarkan satu pengumuman bahwa dia tetap presiden, kata Samaraweera.

“Beberapa pemimpin dunia juga berbicara dengan Rajapakse dan membujuk dia untuk menjamin transisi berjalan damai,” kata Samaraweera. Saya tidak tahu siapa berbicara tentang itu, tetapi kami tahu beberapa pemimpin telah berbicara dengan dia”.

Artikel ini ditulis oleh: