Presiden Prabowo Subianto hadir meninjau langsung pelayanan transportasi publik yang menjadi nadi mobilitas warga Jakarta. Kepala Negara bergabung dengan para penumpang KRL (kereta rel listrik) dan menaiki gerbong kereta menuju Stasiun Tanah Abang Baru. Aktual/BPMI-SETPRES

Jakarta, Aktual.com — Pemerintah memfokuskan perhatian pada potensi cuaca ekstrem menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), seiring meningkatnya mobilitas masyarakat pada akhir tahun. Kondisi cuaca dinilai menjadi faktor krusial dalam menjamin keselamatan dan kelancaran penyelenggaraan transportasi nasional.

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengatakan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjadi rujukan utama pemerintah dalam menyiapkan langkah antisipasi dan mitigasi risiko.

“Perkiraan BMKG harus benar-benar kita jadikan referensi agar langkah antisipasi dan mitigasi bisa dilakukan secara tepat,” ujar AHY, Jumat (19/12/2025), usai rapat koordinasi lintas kementerian di Kantor Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan.

AHY menjelaskan, pemerintah telah mengidentifikasi sejumlah titik rawan bencana yang berpotensi terdampak cuaca ekstrem, seperti banjir dan tanah longsor, khususnya di jalur-jalur utama transportasi darat. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum diminta menyiapkan alat berat dan material di lokasi-lokasi strategis.

Selain kesiapan infrastruktur, sektor transportasi juga menjadi perhatian utama. Menurut AHY, Kementerian Perhubungan secara rutin melakukan pemeriksaan terhadap moda transportasi darat, laut, dan udara menjelang periode libur akhir tahun, terutama moda yang sangat dipengaruhi kondisi cuaca.

“Kita berusaha untuk benar-benar waspada dan tidak lengah, terutama pada moda yang sangat dipengaruhi kondisi cuaca,” katanya.

Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, jumlah perjalanan masyarakat pada periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 diperkirakan mencapai sekitar 120 juta perjalanan. Evaluasi terhadap penyelenggaraan Nataru sebelumnya serta arus mudik Lebaran tahun ini menunjukkan adanya perbaikan, termasuk penurunan angka kecelakaan dan korban di jalan.

“Keselamatan adalah prioritas utama, kemudian baru kenyamanan dan kelancaran perjalanan masyarakat,” tegas AHY.

Sementara itu, Wakil Menteri Perhubungan, Suntana, menyatakan pihaknya telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi teknis berdasarkan informasi prakiraan cuaca dari BMKG. Upaya tersebut meliputi pemeriksaan atau ramp check terhadap seluruh moda transportasi, peningkatan kampanye keselamatan, serta penyiapan skenario penanganan kondisi darurat, khususnya pada sektor transportasi laut.

“Termasuk, teman-teman kita sudah menyiapkan skenario jika terjadi kondisi darurat, apa yang harus dilakukan sudah dipersiapkan,” ujar Suntana.

Selain itu, koordinasi lintas instansi juga dilakukan bersama TNI Angkatan Laut dan kepolisian untuk pengamanan jalur-jalur transportasi yang diperkirakan padat selama perayaan Natal dan Tahun Baru.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka Permadhi