Jakarta, Aktual.com — Jumlah korban jiwa akibat rangkaian bencana alam di Sumatra terus bertambah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Kamis (25/12/2025), korban meninggal dunia mencapai 1.135 jiwa, sementara 489.864 orang masih mengungsi.

Bencana banjir bandang dan tanah longsor melanda tiga provinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, sejak akhir November 2025 dan menimbulkan dampak kemanusiaan serta kerusakan infrastruktur yang luas.

BNPB menilai kondisi darurat di sejumlah wilayah masih membutuhkan percepatan distribusi logistik dan percepatan rehabilitasi, meski akses ke beberapa daerah mulai terbuka.

“Per hari ini ada penambahan korban jiwa sebanyak enam orang, sehingga total yang sebelumnya 1.129 jiwa kini menjadi 1.135 jiwa,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Kamis.

Abdul menjelaskan, jumlah korban hilang dalam daftar pencarian mengalami penurunan seiring berjalannya operasi SAR. Tim gabungan yang terdiri atas Basarnas, TNI, Polri, dan relawan terus melakukan pencarian di kabupaten dan kota terdampak.

BNPB juga melaporkan perkembangan akses logistik. Jalur alternatif dari Bener Meriah menuju Bireuen kini sudah dapat dilalui kendaraan roda empat. Selain itu, ruas Jalan Nasional Takengon–Bireuen juga mulai fungsional.

“Ini akan memperlancar distribusi logistik, terutama energi dari Bandara Rembele di Bener Meriah menuju Takengon,” kata Abdul.

Selain korban jiwa dan pengungsian massal, dampak kerusakan infrastruktur tercatat sangat besar. BNPB mencatat lebih dari 157 ribu rumah mengalami kerusakan, serta sekitar 1.900 fasilitas umum terdampak, mulai dari fasilitas kesehatan, pendidikan, rumah ibadah, gedung perkantoran, hingga jembatan.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menegaskan pemerintah akan segera membangun hunian sementara dan hunian tetap bagi korban bencana di Sumatra. Ia menyatakan anggaran pembangunan telah disiapkan.

“Kami sudah kerahkan penanganan. Ini tiga provinsi dari total 38 provinsi, jadi situasi masih terkendali. Saya monitor terus,” ujar Prabowo.

Presiden juga berencana membentuk satuan tugas rehabilitasi dan rekonstruksi untuk mempercepat pemulihan pascabencana.

 

Artikel ini ditulis oleh:

Eka Permadhi