Jakarta, Aktual.co — Indonesia Corruption Watch (ICW) mencium adanya pemahalan harga (markup) dari penetapan harga gas elpiji 12 kilogram yang baru saja dinaikkan. Data tersebut disampaikan langsung oleh Koordinator Divisi Monitoring dan Analisis Anggaran ICW, Firdaus Ilyas.
“Terjadi potensi pemahalan (markup) harga LPG tabung 12 kg yang di jual Pertamina,” kata Firdaus di Jakarta, Selasa (6/1).
Ia menjelaskan, harga keekonomian elpiji 12 kg pada Januari 2015 sebesar Rp9.508 per kg. Namun justru Pertamina menyesuaikan harga elpiji 12 kg per 2 Januari 2015 sebesar Rp11.225 per kg, sehingga per tabungnya seharga Rp134.700. 
“Terjadi potensi pemahalan harga LPG tabung 12 kg sebesar Rp1.717/kg atau Rp 20.600 per tabung,” ucapnya.
Secara keseluruhan dari perhitungan itu, ICW menyebut pemerintah dan Pertamina memahalkan harga BBM dan gas 12 kg hingga mencapai Rp128,8 miliar. 
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) optimis dengan menaikkan harga elpiji 12 Kg Rp1.500 per kg atau setara dengan Rp18.000 per tabung, sehingga harga gas elpiji 12 kg dari sebelumnya yang seharga Rp114.900 per tabung menjadi Rp134.700 per tabung, tidak akan lagi membuat Pertamina merugi dalam bisnis penjualan elpiji khususnya elpiji tabung 12 kg.
“Walaupun belum untung secara wajar. Rugi tahun 2014 tetap sekitar US$340 juta, tapi mulai Januari 2015 yang penting sudah tidak rugi,” kata Direktur Marketing dan Trading Pertamina Ahmad Bambang kepada Aktual.co melalui pesan singkatnya, Jakarta, Senin (5/1).
Kendati demikian, Ahmad mengaku bahwa harga yang berlaku saat ini untuk elpiji 12 Kg belum juga berada pada harga keekonomiannya.
“Belum juga (harga keekonomian), karena CP Aramconya masih pakai rata-rata bulan lalu. Tetapi kalau dihitung CP Aramco Januari 2015, sudah masuk. Masalahnya, yang dijual itu kan stock yang diperoleh dari bulan sebelumnya,” jelasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid