Jakarta, Aktual.co —Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk membatasi penerapan Kurikulum 2013 dan menggantinya ke Kurikulum 2006, dianggap tidak tepat.
Pendapat tersebut disampaikan Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Prof Djaali, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (6/1). Mengapa? Karena dia menilai 6.212 sekolah percontohan yang menerapkan Kurikulum 2013 adalah sekolah yang dianggap bagus.
“Sekolah yang menjadi percontohan itu adalah sekolah-sekolah yang bagus. Tidak ada sekolah yang kurang bagus kualitasnya,” ucap dia, di Jakarta, Selasa (6/1).
Karena itu, menurut Djaali, sekolah-sekolah itu tidak bisa dijadikan sampel. “Seharusnya untuk sampel juga diambil sekolah yang kurang bagus kualitasnya, baru dievaluasi (kurikulum 2013).”
Djaali menilai ada dua permasalahan di pergantian kurikulum. Pertama, belum ada evaluasi terhadap kurikulum 2013 dan pelaksanaannya yang menyeluruh. Padahal seharusnya bertahap.
Kemendikbud juga dinilainya terlalu tergesa-gesa dalam menerapkan Kurikulum 2013, dan juga penghentiannya.
Dia pun berharap penerapan kurikulum 2013 bisa dilakukan secara acak, dan tidak hanya di sekolah-sekolah bagus saja.
Mendikbud Anies Baswedan mengatakan pihaknya saat ini sedang melakukan evaluasi terhadap kurikulum itu. Anies menyebut banyak tidak selaras, contohnya kompetensi inti dan kompetensi dasar.
Karena itu dia memutuskan untuk melanjutkan penerapan Kurikulum 2013, dan mengembalikan kurikulum kembali ke kurikulum sebelumnya.
Artikel ini ditulis oleh:

















