Jakarta, Aktual.co — Harga minyak mentah jatuh sekitar US$2 menuju level US$50,64 per barel pada hari ini (6/1), setelah sempat menyentuh angka US$50,40 per barel.
Angka tersebut menunjukkan harga terlemah sejak 30 April 2009. Sementara minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman Februari diperdagangkan di harga US$53,41 per barel, atau turun US$2,77.
Surplus pasokan global menjadi salah satu pertimbangan para pedagang minyak dalam menentukan harga. Seperti diketahui, negara-negara OPEC enggan menurunkan tingkat produksinya. Ditambah, Amerika Serikat yang juga turut membuka keran ekspor minyak.
Melihat hal itu, Analis bank investasi global, Citi memperkirakan harga minyak akan terus tertekan di sepanjang tahun 2015 ini. Pihaknya juga menurunkan proyeksi mengenai harga minyak dunia di 2015.
“Tiga faktor besar yang menyambut awal 2015 adalah revolusi minyak AS, penolakan Arab Saudi untuk menyerahkan pangsa pasar pada para produsen dan lemahnya ekonomi dunia,” kata anggota tim analis Citi, Edward Morse, seperti dilansir CNBC.
Citi memprediksi harga Brent akan berada di kisaran US$63 per barel tahun ini. Padahal sebelumnya Citi memproyeksikan harga minyak tahun ini akan berada di level US$80 per barel.
Sementara untuk 2016, Citi memangkas prediksi harganya dari US$85 menjadi US$70 per barel. Adapun untuk minyak mentah jenis West Texas Intermediate, Citi memangkas perkiraan harganya dari US$75 menjadi US$62 per barel.
Artikel ini ditulis oleh: