Jakarta, Aktual.co —Anggota dewan Kota Tangerang tak mau ikut campur soal mutasi pegawai yang sering dilakukan Pemerintah Kota Tangerang. Padahal seringnya gonta-ganti pegawai itu mendapat sorotan dari kalangan lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Ketua DPRD Kota Tangerang Soeparmi berdalih kalau tidak mau ikut campur lantaran menganggap itu merupakan hak Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah sebagai kepala daerah.
“Dewan tidak ikut campur dalam hal itu,” kata Soeparmi, Minggu (4/1).
Ketimbang mempermasalahkan soal pergantian pegawai, kata Soeparmi, pihaknya saat ini lebih memilih untuk mengawasi kinerja para pegawai saja setelah dimutasi. Sehingga bisa dilihat apakah kebijakan mutasi pegawai itu berdampak baik atau tidak bagi Pemkot Tangerang.
“Misalnya dari anggaran. Apakah ada Silpa (sisa anggaran) atau tidak, programnya berhasil atau tidak,” ujar dia, seperti dikutip dari Tangerangnews.
LSM Trains (Tangerang Raya Institute) mencatat beberapa kali mutasi yang sudah dilakukan Pemkot Tangerang. Pertama, 6 Januari 2014 lalu. Ada 10 pegawai yang jadi ‘korban’. Menyusul tujuh orang lagi dimutasi pada 27 Januari 2014.
Mutasi ketiga di 13 Februari 2014, dengan jumlah besar mencapai 65 orang. Sementara untuk mutasi keempat dilakukan pada 11 Maret 2014 ada 46 pegawai yang dimutasi. Mutasi kelima 12 maret 2014 secara besar-besaran, setidaknya ada 86 orang pegawai dijajarannya dimutasi Arief. Mutasi keenam saat Hari pertama kerja saat puasa, Arief langsung melakukan mutasi sejumlah pejabat pejabat esselon II, III dan IV pada Senin (30/6). Mutasi ketujuh terjadi di penghujung 2014 jumlahnya ratusan untuk pejabat esselon II, III, dan IV. Mutasi ini juga karena alasan adanya perubahan SOTK.
Artikel ini ditulis oleh:

















