Jakarta, Aktual.co —Meski rugikan supir, Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Bogor akhirnya menyetujui turunnya tarif angkot.
Wakil Sekretaris Organda Kota Bogor, Yadi Indra Mulyadi, mengatakan sebenarnya berdasarkan perhitungan Biaya Operasional Kendaraan (BOK), tarif hanya turun Rp120. Yakni dari Rp3.500 menjadi Rp3.400 per orang.
Namun Wali Kota Bogor ternyata meminta agar tarif dibulatkan. Alasannya, kalau kalau tarif Rp3.300 sulit ada kembalian. Maka mekanisme di pasar dibulatkan jadi Rp500.
“Sehingga tarif menjadi Rp3.000,” kata Yadi, di Bogor, Minggu (4/1).
Diakuinya, kesepakatan untuk menurunkan tarif didapat melalui perdebatan alot antara Organda Kota Bogor dengan Pemkot Bogor, Jumat (2/1).
Meski ‘legowo’ dengan penurunan tarif, diakui yadi, hal itu tidak menguntungkan supir dan pemilik angkot. Karena penurunan BBM tidak dibarengi dengan penurunan harga suku cadang.
Padahal penentuan tarif angkot ikut memperhitungkan ongkos produksi. Yakni biaya perawatan dan suku cadang. Belum lagi naiknya setoran perhari ke pemilik kendaraan, dari Rp150.000 menjadi Rp200.000 per hari.
“Sejak BBM naik, harga suku cadang juga naik. Begitu juga dengan setoran kepada pemilik,” kata Yadi.
Menurut Yadi, persaingan antara pengemudi angkot di tengah kepadatan arus lalu lintas di Kota Bogor membuat usaha angkutan kota seperti “Hidup segan mati tak mau”.
“Kita serahkan sepenuhnya tarif angkot kepada mekanisme pasar, walau pemerintah sudah menyatakan untuk menurunkan tarif. Tetapi tetap tarif dominan belaku berdasarkan mekanisme pasar,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:

















