Jakarta, Aktual.co — The Jakarta Institute (TJI) mengatakan agar calon Dirjen Pajak (DJP) yang tidak lolos hingga proses akhir lelang jabatan, dan diduga bermasalah hukum oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Badan Intelijen Negara (BIN), agar tetap ditindaklanjuti.
Demikian disampaikan Direktur TJI, Rahmat Soleh dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Minggu (4/1) malam.
“Kalau sudah jelas dinyatakan tidak lolos karena ada catatan di PPATK, KPK, dan BIN harus ditindaklanjuti dong dalam proses hukum selanjutnya, masa orang bermasalah masih bisa menjabat sebagai eselon-2 di kantor pajak,” kata dia,
Ia pun berpendapat, lelang ini bisa menjadi sarana bagi penegak hukum untuk masuk lebih dalam memeriksa kasus hukum yang sudah diperoleh oleh PPATK, KPK, maupun BIN saat proses lelang jabatan.
“Pihak terkait harus segera menerbitkan sprindik terhadap calon Dirjen Pajak yang sudah gagal dan terbukti memiliki catatan, khususnya terkait dengan masalah Transaksi Keuangan Mencurigakan, kalau terbukti ya pecat saja,” tegas dia.
Sebelumnya, Panitia Seleksi (Pansel) lelang jabatan Dirjen Pajak telah menetapkan tujuh nama dari 11 nama yang mengikuti seleksi akhir, empat nama yang gagal adalah Dadang Suwarna, Muhammad Haniv, Edi Slamet Irianto, dan Wahju Karya Tumakaka.
Lebih lanjut, Rahmat menegaskan bahwa PPATK, KPK, dan BIN harus menindaklanjuti pemeriksaan terhadap empat orang ini karena mereka terbukti tidak lolos dalam lelang jabatan, paling tidak menyebutkan ke publik catatan dari empat orang tersebut agar asas transparansi tetap terjaga.
“Pemeriksaan ini bisa dilanjutkan ke calon yang gagal dalam tahap selanjutnya sampai terpilih satu nama Dirjen Pajak,” jelas Rahmat.
Dari data yang diperoleh The Jakarta Institute, diduga salah satu calon Dirjen Pajak yang masih lolos pernah mendapat fee berjumlah milyaran dari sebuah negara agar dapat menerapkan regulasi perpajakan yang mengecualikan negara tersebut untuk membayar pajak ke Indonesia.
Dan ada juga salah satu calon yang masih lolos, dimana kekayaannya menumpuk, diantaranya dia punya apartemen mewah di Singapura dan Australia, mobil mewah ada 4, Rumah tingkat 4 di Delta Pekayon Bekasi Selatan (ada 2 unit), tanah luas 1000an meter persegi di Kemandoran Pekayon dan belum yang dia sembunyikan.
“Jadi kita lihat saja nanti apa masalah ini akan dilupakan begitu saja (atau tetap ditindaklanjuti),” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
















