Surabaya, Aktual.co — Jam di dinding menunjukkan angka pukul 7 malam. Tangan trampil para ahli tim DVI masih terus berkutat di tubuh para jenasah korban Air Asia QZ 8501, mencari identitas jenasah.
Tidak dibutuhkan kecepatan, namun ketelitian merupakan hal yang paling mendasar. Sekali saja salah identitas korban, fatal akibatnya. Itu sebab, sebelum diumumkan nama identitasnya, rapat rekonsiliasi yang melibatkan para pakar harus dilaksanakan meski hari sudah malam.
Hasil diantaranya, sempat 4 jenasah harus kembali dilakukan identifikasi ulang karena beberapa data ada  ketidak cocokan. Belum selesai 4 jenasah tersebut, belasan jenasah lain yang ditemukan, kembali tiba di RS Bayangkara Polda Jatim untuk mengantri proses identifikasi.
“Ini adalah proses yang melelahkan dan rumit. Sungguh, sangat rumit” kata salah satu tim identivikasi jenasah yang terlibat, Iptu Pudji, kepada aktual.co,(4/1).
Jenasah yang rusak dan minimnya data antemortem dari pihak keluarga menjadi kendala utama. Tidak hanya menguras tenaga, namun pikiran harus dipaksakan hingga terkadang membuat stress. Akibatnya, demam pun mulai melanda para tim identifikasi. Bahkan, untuk memulihkan kondisi dan menghindari virus dari jenasah, semua tim medis yang bekerja hampir 24 jam tersebut, harus disuntik anti biotik 3 kali sehari.
“Banyak anggota identivikasi yang kaget. Mereka langsung dihadapkan pada jenazah yang begitu banyak. Kita tidak butuh kecepatan, hanya ketelitian. Tapi di sisi lain, keluarga pasti butuh kecepatan informasi.” Lanjut Iptu Pudji.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby