Jakarta, Aktual.co — Statistik Negara, Rosstat baru akan mengumumkan inflasi inti Rusia pada 12 Januari mendatang. Namun, sejumlah pihak seperti dilansir BBC (4/1), memprediksi inflasi inti Rusia pada Januari-Desember 2014 mencapai 11,4 persen. 
Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi inti Rusia pada Januari-Desember 2013, yakni 6,5 persen. Padahal, pada 2013 merupakan inflasi inti Rusia yang tertinggi sejak krisis moneter 2008 yang dialami Negeri Beruang Merah itu.
Tingginya inflasi Rusia disebabkan oleh nilai Rubel yang beberapa kali melemah sepanjang 2014. Meskipun Bank Sentral Rusia, Gazprombank telah melakukan intervensi untuk perbaikan keuangan negaranya, namun hal itu dinilai tak cukup efektif. 
Anjloknya Rubel berdampak pada kenaikan harga di beberapa sektor. Seperti makanan, yang naik 15,4 persen sepanjang tahun 2014, sektor non-makanan naik 8,1 persen, dan biaya layanan lainnya yang naik 10,5 persen.
Selain itu, harga minyak mentah Rusia yang lebih rendah dan sanksi-sanksi Barat yang diberlakukan atas Ukraina, semakin melemahkan nilai Rubel. Hal tersebut berdampak pada meningkatnya harga kebutuhan pokok dan harga barang impor.
Ekonomi Rusia mulai menyusut pada bulan November 2014 untuk pertama kalinya dalam lima tahun, dan diperkirakan akan memasuki resesi (kemerosotan atau Produk Domestik Bruto/PDB menurun) pada kuartal pertama 2015.
Intervensi Bank
Penurunan harga minyak telah mengurangi pendapatan yang diterima oleh pemerintah Rusia, sedangkan sanksi atas tindakan Rusia di Ukraina telah memukul sektor perbankan dengan memotong pinjaman asing.
Pemerintah membeli hampir 41 milyar Rubel (USD683 miliar) senilai saham bank negara Gazprombank sebagai bagian dari rencana dukungan.
“Suntikan dana membantu bank untuk memperkuat struktur permodalan dan memberikan ruang lingkup yang cukup untuk memperluas operasinya”, ujar Direktur Sindikasi Keuangan Gazprombank, Alexander Kazakov.
Selain itu, VTB, bank terbesar kedua Rusia, mengatakan telah menerima 100 milyar Rubel (USD1,8 miliar) dari dana kesejahteraan nasional yang merupakan bagian dari skema untuk rekapitalisasi sistem perbankan.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa awal bulan ini bank-bank Rusia harus didukung meningkatkan pinjaman  untuk proyek-proyek penting di sektor riil perekonomian.
“Kami memiliki sejumlah besar penghematan internal, mereka (penyumbang dana) harus menjadi investasi yang efektif,” pungkas Putin dalam pidatonya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid