Jakarta, Aktual.co —  Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) pada Rabu (31/12) memperingatkan pemilik ternak telah melarikan diri dari konflik yang berkecamuk di Sudan Selatan, dan jutaan hewan telah kehilangan kandang, sehingga menimbulkan resiko penyebaran penyakit.

Karena semua hewan telah dipindahkan, penyakit seperti Demam Pantai Timur, penyakit kaki-dan-mulut dan trypanosomiasis yang juga dikenal dengan penyakit tidur- telah menghancurkan produksi ternak dan telah mengancam keamanan pangan serta kehidupan masyarakat padang rumput di seluruh negeri itu, kata badan PBB tersebut.

Menurut statistik dari badan PBB itu, sebanyak 95 persen warga Sudan Selatan tergantung atas pertanian, penangkapan ikan dan ternak untuk memenuhi kebutuhan pangan dan penghasilan mereka, kata Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis. Saat ini, petani di negeri tersebut telah mengurangi jumlah lahan yang mereka tanami sampai sebanyak 40 persen, dan harga kebutuhan pokok naik sampai lebih empat kali lipat di daerah yang paling parah dilanda konflik.

FAO menyatakan lembaga itu telah memusatkan perhatian untuk memperkuat dan menyebarkan sistem rantai pangan bagi vaksin ternak, memperluas jaringan kesehatan hewan yang berlandaskan masyarakat serta program vaksinasi, dan membantu mendirikan lagi laboratorium lokal bagi diagnosis penyakit ternak.

Selama satu tahun belakangan, program kemanusiaan di lembaga tersebut di Sudan Selatan menjangkau lebih dari 2,8 juta orang melalui gabungan produksi tanaman, perikanan dan campur tangan kesehatan hewan, termasuk vaksinasi lebih dari 1,6 juta ternak.

Artikel ini ditulis oleh: