Jakarta, Aktual.co — Kebijakan pemerintahan Jokowi-JK menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi per 1 Januari 2015, menimbulkan pertanyaan besar dari sejumlah elemen masyarakat.

Direktur Eksekutif Energy Wacth Indonesia (EWI) Ferdinand Hutahaean menilai kebijakan tersebut lebih cenderung kebijakan pemerintah yang reaktif.

“Kebijakan penurunan harga BBM yang telah diumumkan cenderung merupakan bentuk kebijakan reaktif, yang kesannya pro rakyat tapi memboncengi liberalisasi harga BBM,” kata dia dalam keterangan tertulisnya, yang diterima aktual.co, di Jakarta, Kamis (1/1).

Ia mengatakan bahwa ada sejumlah pertanyaan besar saat ini, adalah apakah rakyat kecil menikmati penurunan harga ini, apakah dengan turunnya harga ini pemerintah juga menurunkan ongkos angkutan umum, apakah juga harga-harga bahan pokok dipasar turun harga, sepertinya tidak sama sekali.

“Jadi manfaatnya buat rakyat kecil apa. Lalu, pertanyaan kedua, jika dalam 3 bulan ke depan tiba-tiba harga minyak kembali naik, apa strategi pemerintah untuk menenangkan pasar, apakah akan membiarkan rakyat menghadapi gejolak fluktuasi harga dipasar sendirian karena premium sudah tidak ada subsidi?,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang
Eka