Jakarta, Aktual.co — Sepakbola Indonesia selama 2014 tidak berhasil unjuk gigi di pentas Internasional. Pasalnya, dari tiga kelas yang dimiliki Indonesia yakni Timnas U-19, U-23 maupun Timnas Senior nihil gelar juara.

Pada 2014 ini terdapat tiga kejuaraan utama yang harus dilalui oleh semua kategori Timnas. Namun, ada satu agenda untuk TImnas U-19 yang punya “prestige” untuk nama besar sepakbola Indonesia. Berikut kisah singkat perjalanan Timnas selama 2014.

Timnas U-19:

Salah satu Timnas yang sempat digadang-gadang bakal menguasai sepakbola Asia, ternyata tidak bisa berbuat banyak. Dari dua turnamen yang dikuti oleh Evan Dimas Cs, tidak satu pun berakhir dengan senyum manis.

Kegagalan skuad Garuda Muda berawal dari turnamen Hassanal Bolkiah Trophy (HBT) di Brunei Darussalam yang digelar pada 9 – 22 Agustus 2014. Meski mempunyai rekor bagus, anak asuh pelatih Indra Sjafri harus tersingkir di babak grup.

Dari lima laga yang dilakoni, Timnas U-19 hanya mampu mengumpulkan lima poin. Ironisnya, mereka harus menelan kekalahan sebanyak tiga kali. Kalah 1-3 dari tuan rumah Brunei, di hempaskan Vietnam 1-3, dan yang paling menyakitkan adalah kekalah atas Kamboja dengan skor 1-2.

Bukannya bangkit, hasil buruk Timnas U-19 di turnamen HBT malah berlanjut. Kali ini pil pahit harus ditelan oleh skuad Garuda Muda ketika mengikuti Piala Asia U-19 2014 di Myanmar.

Kala itu, Indonesia tergabung ke dalam Grup B bersama Uzbekistan, Australia dan Uni Emirat Arab. Dari tiga pertandingan yang dijalani, tidak satu pun laga berakhir untuk kemenangan Indonesia.

Dipaksa menyerang oleh Uzbekistan 1-3. Kalah tipis 0-1 dari Australia dan dipukul telah 1-4 oleh Uni Emirat Arab. Alhasil, harapan lolos ke Piala Dunia U-20 2015 pun lenyap seketika.

Buruknya penampilan Timnas U-19 membuat pelatih Indra Sjafri dijadikan “kambing hitam” oleh PSSI. Bukannya mengintrospeksi diri, PSSI seraya menyalahkan pelatih yang telah membawa Evan Dimas Cs berjaya di Piala AFF 2013.

Timnas U-23:

Satu-satunya turnamen yang diikuti oleh Timnas U-23 di 2014 ini adalah Asian Games 2014 yang digelar di Incheon Korea Selatan pada 14 – 2 Oktober.

Asa skuad asuhan Aji Santoso sempat terasa ketika berhasil menjadi juara grup pada ajang tersebut. Masuk ke grup yang terbilang mudah benar-benar dimanfaatkan oleh Dedi Kusnandar Cs.

Dari tiga laga yang dijalani Timnas U-23, selalu berakhir dengan skor lebih dari tiga digit. Pertandingan pertama Indonesia langsung mencuri perhatian dengan membantai Timor Leste 7-0.

Penampilan impresif Indonesia berlanjut di laga kedua saat melawan Maladewa. Anak asuh Aji Santoso itu sukses mencukur Maladewa dengan kedudukan 4-0.

Namun, penampilan Timnas U-23 harus berakhir dramatis di pertandingan ketiga. Indonesia yang dipastikan lolos babak grup, secara mengejutkan takluk dengan skor telak enam gol tanpa balas dari Thailand.

Di laga tidak menentukan itu, Indonesia yang dihantam badai cedera, memang tidak dalam kekuatan terbaik, karena menyimpan sejumlah pemain kunci. Namun kekalahan 0-6 menjadi kekalahan yang mengundang pertanyaan besar.

Dan akhirnya, petualangan Indonesia benar-benar berakhir setelah pada babak 16 besar, digasak Korea Utara 1-4. Akhir tragis setelah sempat melakukan start gemilang.

Meski kandas di babak 16 besar, nasib Aji Santoso di kursi pelatih Timnas U-23 rupanya tetap aman. Ia dianggap mampu mengantar Garuda Muda meraih target masuk babak 16 besar Asian Games 2014.

Aji sendiri kini ditugaskan untuk mempersiapkan tim menuju pentas SEA Games 2015 yang akan berlangsung di Singapura pada Juni mendatang.

Timnas Senior:

Setelah dipastikan tidak lolos ke Piala AFC 2015, skuad asuhan Alfred Riedl fokus menatap Suzuki Cup 2014. Berbagai persiapan dilakukan dengan menggelar 12 pertandingan uji coba.

Dari dua belas laga persahabatan, delapan diantaranya berakhir dengan kemenangan, dua kali imbang dan dua kali kalah. Hasil itu pun membuat rakyat Indonesia menyematkan harapan terakhirnya kepada Firman Utina Cs.

Perjuangan pun akhirnya dimulai. Juara Suzuki Cup 2014 mengantarkan Timnas Senior. Ujian pertama, menghadapi tuan rumah, Vietnam.

Meski sepanjang laga ditekan terus-menerus, Indonesia beruntung bisa mengakhiri laga dengan skor imbang 2-2. Hasil itu membuat masyarakat tetap optimis terhadap Timnas Merah Putih.

Dilaga kedua, semangat berapi-api kembali terasa diwajah punggawa Timnas. Namun naas, sejarah tidak pernah kalah dari Filipina harus hancur lebur. Kalah telak 0-4 dari Filipina membuat masyarakat marah.

Alhasil, cibiran, hinaan terus terlontar. Tapi, bukan pemain yang kena imbas. PSSI-lah yang dirasa bertanggung jawab atas kemarahan masyarakat.

Dipertandingan ketiga, ketidakpedulian masyarakat mulai terasa. Pertandingan terakhir bukan lagi jadi hal utama. Hasilnya, Timnas berhasil mengobati kekecewaan dengan mencukur Laos 5-1. Namun kemenangan tersebut masih belum mampu mengantarkan Indonesia lolos ke semifinal Suzuki Cup 2014.

Berakhirnya sepak terjang Timnas di 2014, diiringi oleh pemecatan Alfred Riedl dari kursi pelatih Timnas Senior. Sekretaris Jenderal PSSI, Joko Driyono, mengungkapkan bahwa pelatih Alfred Riedl resmi tidak akan lagi menangani tim nasional Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh: