Jakarta, Aktual.co — Pilot pesawat Air Asia ketika meminta izin naik ketinggian dari 32.000 kaki menjadi 38.000 kaki tanpa menyebut adanya pertimbangan faktor cuaca.
Demikian disampaikan Direktur Safety and Standard AirNav Indonesia Wisnu Darjono dalam jumpa pers di kantor otoritas Bandara Soekarno -Hatta, Cengkareng, Banten, Senin (29/12).
“Pesawat hanya meminta request high level, bukan meminta naik karena pertimbangan cuaca,” ujarnya.
Permintaan itu, tambah Wisnu, permintaan pilot Air Asia tersebut adalah hal normal yang dilakukan setiap hari. Biasanya, lanjutnya, pilot meminta ke level lebih tinggi untuk mendekati terbang pada economic level. “Maka pesawat akan ekonomis menggunakan bahan bakar,” sergahnya.
Biasanya, pesawat terbang 1.000 kaki di bawah economic level maka bahan bakar akan bertambah sekitar 2 persen. “Semakin terbang rendah dari economic level maka semakin banyak bahan bakar dikeluarkan,” ungkapnya.   Wisnu menambahkan, pilot pesawat biasanya meminta untuk terbang di economic level. Semua pilot pesawat meminta terbang ke economic level.
“Sebagian tidak diizinkan,” tutur Wisnu.
Kabar ini sedikit berbeda dengan informasi yang muncul dalam jumpa pers Kemenhub pada Minggu (28/12) kemarin yang menyebutkan bahwa pada pukul 06.12 WIB pesawat kontak ke ATC Jakarta pada ketinggian FL 320 atau 32 ribu kaki. Berdasarkan kontak AirAsia dengan ATC, pesawat meminta izin menghindari awan di ke arah kiri dari M-635, kemudian meminta naik ke ketinggian 38 ribu kaki.
Perlu diketahui, AirNav adalah institusi yang diberi mandat oleh pemerintah untuk memberikan layanan navigasi penerbangan di seluruh Indonesia (Single Air Traffic Service/ATS Provider). 

Artikel ini ditulis oleh: