Jakarta, Aktual.co —Salah satu potensi sumber daya alam Indonesia adalah buah tropika, namun keberadaannya belum dapat dimanfaatkan dengan baik.

Pasalnya, konsumsi masyarakat Indonesia akan buah justru dikuasai oleh buah impor.

Guru Besar Hortikultura IPB, Roedhy Poerwanto mengatakan buah tropika kurang mendapat tempat di negaranya sendiri. Permasalahan yabg ada terbilang cukup kompleks, baik itu permasalahan eksternal maupun internal.

“Sebagian besar pelaku usaha untuk buah tropika adalah petani kecil, jadi mereka minim modal. Mutu produk buah masih beragam, belum standar, lalu mata rantai pasar juga sangat panjang, sedangkan biaya transpor tinggi,” ujar Roedhy saat dihubungi wartawan Aktual, Sabtu (27/12).

Selain permasalahan eksternal tersebut, permasalahan internal terdapat pada sifat-sifat buah tropika itu sendiri. Menurut Roedhy, untuk memenuhi kebutuhan buah pada seluruh masyarakat Indonesia, tak cukup mengandalkan sistem pertanian konvensional.

“Sistemnya masih mengandalkan musim panen yang sebagian wilayah bersamaan, jenis buahnya banyak tapi tidak tahan simpan, dan masih panen musiman, menyesuaikan musim alamiah,” kata dia.

Menurutnya, diperlukan sistem produksi yang bisa mencakup segala aspek agar kontribusi buah tropika di Indonesia bisa lebih baik. Misalnya, disediakan prasarana produksi khusus pengairan, jalan, pasar, dan pergudangan.

“Dari pengelolaan kebun saja belum sesuai anjuran, penanganan pascapanen belum standar, kapling lahan khusus juga belum ada. Mutu buah baik kita itu hanya 25-30 persen dari hasil panen, jadi ini perlu ada manajemen usaha yang baik dari semua pihak,” pungkasnya.

Untuk diketahui, buah tropika adalah buah yang hanya dapat ditemui di daerah iklim tropis dengan sinar matahari sepanjang tahun dan curah hujan yang tinggi seperti di Indonesia. Jenis buah tropika contohnya adalah mangga, manggis, pepaya, salak, belimbing, rambutan, pisang, dan sebagainya.

Artikel ini ditulis oleh: