Jakarta, Aktual.co — Penyakit seperti influenza, diare dan demam berdarah merupakan penyakit yang akrab di telinga kita ketika di musim hujan. Namun, ternyata ada penyakit lainnya yang perlu diwaspadai. Berikut adalah penyakit-penyakit yang patut Anda waspadai ketika musim hujan.
Penyakit Leptospirosis (atau kencing tikus).
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira sp. yang ditularkan dari hewan ke manusia, dan sebaliknya. Bakteri ini dengan mudah berkembang biak pada lingkungan yang becek, berlumpur, dan kotor. Urine (air kencing) dari individu yang terkena penyakit ini merupakan sumber utama penularan. Saat banjir, air kencing tikus terbawa melalui banjir dan dapat masuk ke tubuh manusia melalui permukaan kulit yang terluka, selaput lendir mata, dan hidung.
Tanda-tanda penyakit ini adalah jika timbul flu like syndrome, yaitu nyeri tenggorokan, batuk dan sakit kepala. Kulit dan mukosa menjadi berwarna kuning (jaundice), nyeri pada otot betis, sampai gangguan yang lebih berat lagi (dikenal dengan istilah sindrom Weil, red) pada hati, paru-paru, ginjal, dan timbul perdarahan.
Penyakit Cikungunya.
Penyakit ini sudah ada sejak dulu, namun kini marak lagi setiap musim hujan. Penyakit ini disebabkan oleh virus cikungunya, juga ditularkan ke manusia oleh nyamuk Aedes Aegypti. Gejalanya demam mendadak, nyeri pada persendian –terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang–, serta ruam (kumpulan bintik-bintik kemerahan, red) pada kulit.
Gejala lainnya adalah nyeri otot, sakit kepala, menggigil, kemerahan pada selaput mata, pembesaran kelenjar getah bening di bagian leher, mual, muntah, dan kadang-kadang disertai gatal pada ruam. Demamnya sering rancu dengan penyakit demam dengue, demam berdarah dengue, dan campak. Namun, nyeri sendi merupakan gejala yang menonjol.
Penyakit kulit.
Kutu air adalah penyakit yang kelihatannya sepele, tetapi sangat mengganggu dan ‘memalukan’. Penyakit ini tidak disebabkan oleh kutu, melainkan infeksi jamur, umumnya jenis Trycophyton, yang banyak ditemukan di lingkungan yang lembap dan basah. Termasuk, lantai di pusat kebugaran, ruang ganti baju, kolam renang, salon yang menyediakan jasa pedicure, dan sebagainya. Di lingkungan tersebut, jamur dapat menyebar secara langsung dari satu orang ke orang yang lain atau saat melakukan kontak dengan objek-objek yang disebutkan di atas.
Jika terjangkit penyakit ini, sebagai pengobatan pertama, gunakan salep yang mengandung antijamur miconazole, clotrimazole, atau cetoconazol. Kebanyakan keluhan gatal karena jamur bisa berkurang atau bahkan hilang sama sekali dalam waktu 3-5 hari. Namun, sebaiknya pengobatan dilanjutkan 1-2 minggu sebagai pencegahan agar infeksi jamur tidak datang lagi.
Artikel ini ditulis oleh:

















