Jakarta, Aktual.co — Salah satu upaya menuju swasembada gula nasional 2014 adalah peningkatan rendemen tebu. Untuk itu, perbaikan kualitas pertanaman tebu merupakan faktor penting yang harus mendapatkan perhatian serius.
Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) sekaligus mantan Konsultan Dewan Gula Nasional, Purwono mengatakan bahwa optimalisasi rendemen (biomasa) tebu bisa dilakukan dengan potensi genetik. Caranya yaitu dengan meningkatkan mutu bibit, perbaikan budidaya, dan proteksi tanaman.
“Bibit itu kan bahan dasar awal terbentuknya potensi rendemen dan biomassa tanaman. Optimalisasi rendemen yang dimulai dari kebun bibit ini merupakan perbaikan jangka panjang,” ujar Purwono saat dihubungi wartawan Aktual, Rabu (24/12).
Lebih lanjut dikatakan dia, dalam sejarah pertebuan di Indonesia, rendemen gula pernah mencapai 14 persen; tetapi akhir-akhir ini hanya sekitar 7 persen. Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya rendemen tebu.
“Ada beberapa faktor, pertama musim tanam tidak tepat, faktor kemasakan, aktivitas memproduksi gula reduksi, transportasi saat panen, ini sebagian kecil yang bikin rendemen tebu rendah,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Rendemen tebu adalah kadar kandungan gula didalam batang tebu yang dinyatakan dengan persen. Bila dikatakan rendemen tebu 10%, artinya bahwa dari 100 kg tebu yang digilingkan di Pabrik Gula akan diperoleh gula sebanyak 10 kg.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka















