Banda Aceh, Aktual.co — Ribuan hektar tambak di sembilan kecamatan dalam wilayah Kabupaten Aceh Utara, tenggelam akibat dilanda banjir dengan ketinggian rata-rata 1 – 1,5 meter di atas pematang. Akibatnya, udang dan ikan keluar dari areal tambak ke saluran pembuangan. Petani tambak diperkirakan mengalami kerugian mencapai lebih dari Rp200 miliar.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh Utara Mursyid kepada Aktual.co, Rabu (24/12) menyebutkan, luas total lahan tambak terendam banjir 12.174 hektar. Luas itu tersebar di sembilan kecamatan yaitu Kecamatan Dewantara, Muara Batu, Lapang, Tanah Pasir, Syamtalira Aron, Samudera, Lhoksukon, Baktya Barat, Baktya, Seunuddon, Tanah Jambo Aye, dan Kecamatan Syamtalira Bayu.

“Saat banjir melanda areal tambak, udang dan ikan dalam kondisi siap panen. Untuk ikan bandeng sudah mencapai 4 ekor per kilogram dengan harga Rp17 ribu, dan udang rata-rata 40 ekor per kilogram dengan taksiran harga mencapai Rp70 ribu per kilogram,” ujar Mursyid.

Kepala Desa Ulee Rubek Barat, Aceh Utara, Badlisyah menyebutkan seluruh tambak di Kecamatan Seunuddon terendam banjir. “Semua petani tambak gagal panen kali ini. Tak ada ikan yang berhasil kami selamatkan,” ujarnya.

Sementara itu, jembatan utama di Desa Pulo Rungkom, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara putus diterjang banjir. Jembatan itu menghubungkan Kecamatan Dewantara dengan Kecamatan Nisam Antara dan Kecamatan Banda Baro. Saat ini, Pemkab membangun jembatan darurat dengan menggunakan crain dari PT Arun NGL. “Dipasang besi sementara di jembatan itu agar bisa dilalui warga,” sebut anggota DPRK Aceh Utara, Junaidi.

Sementara itu, dari Aceh Timur dilaporkan satu unit rumah milik warga Desa Keutapang Dua, Kecamatan Idi Rayeuk, Aceh Timur hanyut terbawa banjir. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Pemilik rumah sudah mengungsi ke kawasan yang lebih tinggi di desa itu.

Banjir juga merendam sejumlah kecamatan di Kabupaten Pidie, Lhokseumawe, Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Tamiang dan Aceh Selatan.

Artikel ini ditulis oleh: