Jakarta, Aktual.co — Rekomendasi tim reformasi tata kelola migas (RTKM) untuk menghentikan produksi bahan bakar minyak (BBM) jenis RON 88 atau premium terus menuai kecaman.

Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Agus Hermanto mempertanyakan tugas pokok dan fungsi sebenarnya dari tim pimpinan Faisal Basri yang dinilai ‘Jaka Sembung’.

Menurut dia, pembentukan RTKM yang dilakukan oleh Menteri ESDM, Sudirman Said lebih pada pemberantasan mafia BBM, bukan untuk mengeluarkan rekomendasi kualitas penggunan bahan bakar fosil tersebut.

“Sebenarnya tugas daripada tim yang dibentuk untuk pemberantasan mafia BBM ini kan bukan itu, dia tugasnya untuk berantas mafia BBM, dan juga untuk mempertinggi dan memperkuat dari produksi BBM kita. Sehingga kalau saya bilang tim ini tidak sesuai dengan  tupoksinya atau bahasa sekarang ‘Jaka Sembung’, ga nyambung,” kata Agus kepada wartawan, di komplek parlemen, di Jakarta, Rabu (24/12).

“Kalau itu, tugasnya secara tim teknis dong, yang kenyataannya memang lebih baik tentu yang lebih mahal,” imbuhnya.

Lebih lanjut, sambung dia, Pertamina juga dinilai belum siap dalam menyediakan RON 92 atau Pertamax, karena refenerynya belum punya atau dalam hal ini belum disetel untuk peruntukan RON 92.

“Sehingga perlu pemikiran panjang, sehingga tidak dapat diterapkan sekarang. Menurut saya rencana itu tidak tepat. Kalau rencana yang tepat kan gimana BBM bisa ditingkatkan dari produksi yang sekarang sehingga tidak terlalu banyak impor BBM,” pungkas Wakil Ketua DPP Demokrat itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang