Jakarta, Aktual.co — Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva menyatakan bahwa dia tidak akan mengikuti wawancara tahap I seleksi Calon Hakim Konstitusi di Gedung 3, Sekretariat Negara, Jakarta, Senin.
“Rasanya kurang tepat bagi saya untuk mengikuti wawancara dalam rangka ‘fit and proper test’ untuk menjadi Hakim Konstitusi yang dilaksanakan oleh Panitia Seleksi,” ujar Hamdan ketika dijumpai di Gedung Mahkamah Konstitusi Jakarta, Senin (22/12).
Hamdan mengatakan, bahwa dia merasa tes wawancara tersebut tidak tepat dia ikuti, mengingat dirinya pada saat ini sedang menjabat sebagai hakim konstitusi sekaligus Ketua Mahkamah Konstitusi.
Hamdan kemudian menambahkan bahwa sebelumnya pada 2010, dia telah mengikuti wawancara serupa yang dilakukan oleh Panitia Seleksi yang dibentuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama dengan tiga kementerian terkait yaitu; Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Menteri Sekretaris Negara, dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
“Ketika itu saya dinyatakan lolos dan layak sebagai hakim konstitusi dan saya saat ini masih menduduki jabatan sebagai hakim konstitusi,” ujar Hamdan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, Hamdan kemudian menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Joko Widodo dan Panitia Seleksi untuk mengajukan atau bahkan tidak mengajukan dirinya sebagai hakim konstitusi untuk masa jabatan selanjutnya, berdasarkan dengan rekam jejak dan kinerja dia sebagai Hakim Konstitusi sekaligus Ketua Mahkamah Konstitusi.
“Bukan karena saya merasa sangat pintar, sangat hebat, atau sangat berintegritas. Tapi sekali lagi, karena sepenuhnya saya merasa kurang tepat untuk mengikuti kembali tes wawancara,” tegas Hamdan.
Terkait dengan hal tersebut, Hamdan mengungkapkan bahwa dirinya sudah menyatakan sikapnya secara resmi melalui surat kepada Panitia Seleksi.
Selain Hamdan Zoelva, tercatat 14 nama lain yang akan mengikuti wawancara Tahap I Seleksi Calon Hakim Konstitusi itu antara lain Lazarus Tri Setyawanta, Fontian Munzil, Sugianto, Dhanang Widjiawan, Krisnadi Nasution, I Dewa Gede Palguna, Imam Anshori Saleh, Hotman Sitorus, dan Yuliandri.
Selain itu, nama lainnya adalah Aidul Fitriaciada Azhari, Frans Astani, Erwin Owan Hermansyah Soetoto, Muhammad Muslih, dan Indra Perwira

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby