Jakarta, Aktual.co — Anggota DPR fraksi Partai Golkar Misbakhun menyebut, pemerintahan Jokowi-JK saat ini masih beruntung karena publik masih mendukungnya pascapenaikan Bahan Bakar Minyak.
“Jokowi masih menari-nari di dukungan publik. Dia masih santai karena belum bertemu dengan DPR,” kata Misbakhun dalam paparan Approval Rating Pemerintahan Jokowi-JK di Jakarta, Minggu (21/12).
Dia mengatakan pemerintahan Jokowi masih berjalan cukup lancar karena belum bertemu dengan DPR. Pasalnya, jika sudah bertemu dengan DPR untuk pembahasan kebijakan pasti akan mengalami kendala karena tugas DPR sebagai pengawas pelaksanaan pemerintahan.
Selain itu, ‘untungnya’ pemerintahan Jokowi-JK adalah Jokowi yang memiliki sikap lebih berani dari pemimpin-pemimpin sebelumnya. “Untungnya dia lebih berani dari pada SBY. Contohnya kenaikan BBM di masa awal pemerintahannya. Itu berani sekali.”
Lebih jauh dia mengatakan, Jokowi dianggap bukan haus popularitas. Dimana pada pemerintahan sebelumnya, setiap 100 hari masa kerja dilakukan review terhadap kebijakan yang sudah dilakukan, Jokowi justru tidak melakukan hal itu.
“Kinerja 100 hari tidak dijadikan tolak ukur.Yang ada hanya kerja, kerja, kerja,” ujarnya.
Meski begitu dia mengingatkan Jokowi mengenai pemerintahannya mendatang, jika kebijakannya yang dilakukan tidak pro rakyat, maka akan diragukan keberhasilannya dan memungkinkan adanya kritikan dari masyarakat.
“Satu-satunya yang buat Jokowi populer kembali dan mendapat harapan positif dari masyarakat adalah dengan menurunkan harga BBM kembali.”
Dia pun mengkritik kinerja menteri di Kabinet Kerja. Dia meragukan harapan positif dari masyarakat terhadap menteri-menteri saat ini belum teruji kinerjanya. Pasalnya, menteri-menteri belum bertemu DPR untuk membahas kebijakan.
“Mereka masih pakai suara publik. Lihat nanti apakah suara kritis di DPR bisa dia jawab dengan baik?”
Dia mempertanyakan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam menenggelamkan kapal-kapal asing yang mencuri ikan di perairan Indonesia. “Seberapa besar pengaruh kebijakan tenggelamkan kapal? Kenapa hanya kapal kayu yang ditenggelamkan, bukan kapal besar?” tambahnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu