Jakarta, Aktual.co — Anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas Fahmi Radi membenarkan, Minggu (21/12) RTKM akan menggelar konferensi pers pukul 13.00 WIB untuk memberikan penjelasan kepada awak media tentang formula baru penetapan harga pokok penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Lebih lanjut Fahmi menerangkan selama ini penentuan harga pokok penjualan BBM bersubsidi terlalu rumit dan tidak pernah transparan, karena sejumlah variabel perhitungan hanya didasarkan pada asumsi semata.
Hal ini kata Fahmi kemudian menyebabkan saat harga BBM bersubsidi dinaikkan selalu ada resistensi dari masyarakat dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sendiri.
“Dengan penetapan formula yang lebih sederhana ini, diharapkan agar semua pihak dapat mengerti, memahami formula yang baru kami buat,” kata Fahmi kepada aktual.co, Minggu (21/12). Selain menetapkan formula penetapan harga baru BBM bersubsidi, RTKM juga memberikan rekomendasi kepada Pertamina untuk menghentikan impor Bensin Ron 88 dan beralih ke Bensin Ron 92. Karena Bensin Ron 88 selain harganya mahal, juga pelarangan ini untuk memutus ketergantungan pada salah satu pemasok, mengingat di dunia sekarang ini sudah sangat jarang ada pihak yang memproduksi Bensin RON 88. “Dan kini dunia menggunakan Bensin RON 92 dan tidak ada yang memproduksi lagi Bensin Ron 88, kecuali produksi kilang dalam negeri yang masih memproduksi Bensin Ron 88,” kata dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu














