Jakarta, Aktual.co — Tindakan match fixing (mafia skor) dalam sejumlah pertandingan sepakbola baik di Indonesia maupun di pertadingan dunia sekalipun. Tindakan itu layaknya penyakit sosial yang cepat menjangkit siapa saja.
Hal itu disampaikan Pengamat Sepakbola, Tommy Welly dalam acara diskusi bertajuk ‘Sepakbola Adalah Kita’, di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (20/12).
“Sport radar konsultan yang terkait match fixing yang dikontrak UEFA, AFC dan juga kita menjalin kerjasama dengan dia. Match Fixing terjadi dimana-mana karena itu semacam penyakit sosial,” kata dia.
“Match fixing macam-macam bentuknya ada skor, menang-kalah, dan sebagainya, hingga dalam pertadingan club sekalas liga champion tidak luput,” imbuhnya.
Lebih lanjut, sambung dia, bicara soal match fixing sudah jelas prinsipnya integritas sepakbola. Karena sepakbola, kalau kita sudah tahu hari ini berakhir skornya sekian, berarti sepakbola itu runtuh. “Kita tahu sebelum pertandingan itu dimulai maka sepak bola itu runtuh,” ucapnya.
Sehingga, masih kata dia, bila hal itu dibiarkan maka melakukan pembinaan terhadap para bibit-bibit muda menjadi sia-sia.
“Kalau sepakbola seperti itu ngapain membina anak-anak yang keluar biayanya jutaan menjadi sia-sia,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang
Andy Abdul Hamid

















