Jakarta, Aktual.co — Harga minyak dunia berbalik naik tajam dari terendah lima tahun pada Jumat (Sabtu pagi WIB), meskipun ada kekhawatiran tentang pasokan global yang melimpah dan ekonomi lebih lemah di Eropa dan Tiongkok.

Minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, melonjak 2,41 dolar AS menjadi ditutup pada 56,52 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, menghapus kerugian pada Kamis yang mencapai terendah baru dalam lima tahun terakhir.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Februari, patokan internasional, menetap di 61,38 dolar AS per barel di London, naik 2,11 dolar AS dari tingkat penutupan Kamis.

“Saya pikir fakta-fakta yang telah mendorong kita ke terendah lima tahun masih menjadi penggerak utama di pasar, mereka kelebihan pasokan global dan kondisi ekonomi (melemah) di Tiongkok dan Eropa membatasi permintaan minyak mentah,” kata Gene McGillian dari Tradition Energy dalam catatan pasarnya.

“Tetapi kita berada dalam kondisi ‘oversold’ sementara, dan kami sedang menuju ke minggu terakhir tahun ini, dan kita melihat para pedagang sedang membuat keuntungan pada posisi jangka pendek.” Minyak telah anjlok sekitar setengah dari nilainya sejak Juni, dan keputusan pada November oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk mempertahankan tingkat produksinya meskipun harga menurun telah menekan pasar.

“Pasar minyak terus memotong menyamping dalam kisaran perdagangan baru-baru ini, setelah meletakkan beberapa minat beli pada posisi terendah lima tahun yang dicapai minggu ini,” kata Tim Evans dari Citi Futures.

Untuk Evans, “rebound” Jumat sebagian adalah “rebalancing portofolio sederhana, karena para pedagang menilai bahwa risiko penurunan berkurang dan mungkin agak lebih berpotensi bergerak naik dari tingkat saat ini, setidaknya dibandingkan dengan di mana harga berada di setiap titik selama enam bulan terakhir.” “Rebound” Jumat juga terjadi setelah laporan mengatakan beberapa perusahaan energi telah bergegas untuk menyesuaikan produksinya dalam menghadapi ketidakpastian prospek. Harga minyak jatuh ke terendah lima tahun pada Kamis karena tidak ada tanda-tanda bahwa produsen akan menurunkan produksinya dalam menanggapi kemerosotan harga.

Ali Al-Naimi, Menteri Perminyakan Arab Saudi, mengatakan pada Kamis bahwa OPEC akan sulit untuk menyerahkan pangsa pasar dengan memotong produksi minyak mentah, menurut kantor berita Saudi Press Agency.

Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan awal pekan ini bahwa produksi minyak mentah dari Rusia, produsen minyak mentah terbesar di dunia, akan mirip dengan tahun ini 10,6 juta barel per hari pada 2015.

“Harga akan stabil sendiri. Beberapa proyek investasi oleh perusahaan-perusahaan minyak dapat dipertimbangkan kembali, tetapi sejauh ini mereka belum menyesuaikan apa-apa,” kata Novak kepada wartawan pada pertemuan di Doha, Qatar pekan ini.

Harga minyak mentah juga tertekan “booming” minyak AS yang telah didorong oleh teknologi pengeboran horizontal dan rekah hidrolik. Pproduksi minyak mentah AS mencapai 9,137 juta barel per hari pekan lalu, tingkat tertinggi sejak 1983, menurut Badan Informasi Energi AS (EIA).

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid