Banda Aceh, Aktual.co — Fanisa Rizkia (15), anak korban tsunami Aceh, yang menjadi Pembantu Rumah Tangga di Malaysia, dijemput  oleh Dinas Sosial Aceh di KBRI Malaysia.
Warga Desa Mon Geudong, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe itu, untuk sementara ditampung di Panti Aneuk Nanggroe milik Dinas Sosial Aceh di Banda Aceh.
“Kami masih mencari keluarga dekat Cut Lisa. Anak ini dulunya bernama Cut Lisa. Ketika menjadi TKI diubah namanya oleh agensi menjadi Fanisa dan ditambah usianya,” sebut Bukhari kepada Aktual.co, Jumat (19/12).
Pihaknya telah menyampaikan informasi ke Dinas Sosial Kota Lhokseumawe untuk menelusuri keberadaan keluarga Cut Lisa. Namun, sampai saat ini belum diketahui siapa keluarga dekat anak korban tsunami itu. Ketika menjadi TKI,Cut Lisa tidak betah dan meminta bantuan tetangganya di Malaysia untuk melarikan diri.
“Tetangganya di Malaysia lalu lapor ke polisi Diraja Malaysia. Polisi memeriksa Cut Lisa dan diketahui usianya baru 15 tahun. Atas dasar itu, polisi mengantarkan Cut Lisa ke KBRI karena UU menyatakan tidak boleh bekerja anak dibawah umur,” kata dia.
Sementara itu, Cut Lisa menyebutkan ketika tsunami terjadi 26 Desember 2006 silam, dia bersama kedua orangtuanya sedang di rumah mereka di Banda Aceh. Saat tsunami, dia terpisah dari orang tuanya dan diselamatkan tetangganya Sabariah. 
“Ibu Sabariah menetap di Medan. Saya diadopsi menjadi anak dan disekolahkan di Medan. Ibu Sabariah telah meninggal dunia,” ujarnya sambil menangis.
Setelah orang tua angkatnya meninggal dunia, Cut Lisa sempat hidup dijalanan sebelum tujuh bulan lalu berangkat ke Malaysia menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di negeri jiran itu.
“Usia saya ditambah tiga tahun. Gaji saya dan paspor dipegang oleh agen penyalur di Malaysia. Saya bekerja mengasuh bayi,” ujarnya. 
Sementara itu, Kepala Bagian Humas Pemko Lhokseumawe, Muslem mengaku belum mengetahui soal penjemputan anak korban tsunami asal kota itu ke Malaysia. “Saya belum tahu informasi itu,” ujarnya singkat.

Artikel ini ditulis oleh: