Jakarta, Aktual.co — Melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS dalam beberapa waktu lalu mengakibatkan pengusaha Compressed Natural Gass (CNG) merugi. Pasalnya, pengusaha tersebut membeli gas dalam bentuk Dolar AS.

“Harga gas sudah murah, marjin kita berkurang. Jadi kenaikan Dolar mencekik pengusaha,” ujar Ketua Umum Asosiasi Perusahaan CNG Indonesia (APCNGI), Roby Sukardi di Kemenko Perekonomian Jakarta, Jumat (19/12).

Lebih lanjut dikatakan Roby, biaya operasional pembelian gas hingga distribusi gas ke Stasiun Pemngisian Bahan Bakar Gas (SPBG) senilai USD13. Sehingga menurut dia, harga jual Bahan Bakar Gas (BBG) Rp5.500 per liter setara premium (LSP).

“Tapi sekarang cuma Rp3.100 per LSP saat kurs Rp9.100-10.500 per Dolar AS. Jadi kerugian ditanggung pengusaha 30 persen lebih rendah, apalagi konsumen belum banyak,” pungkasnya.

Untuk diketahui, Compressed Natural Gas (CNG) adalah alternatif bahan bakar selain bensin atau solar . Di Indonesia, CNG dikenal sebagai bahan bakar gas (BBG). Bahan bakar ini dianggap lebih bersih dibandingkan dengan dua bahan bakar minyak karena emisi gas buangnya yang ramah lingkungan.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka