Jakarta, Aktual.co — Dalam rangka penghematan dan efisiensi anggaran, Menteri BUMN Rini Soemarno bersama para jajaran eselon I berencana menjual gedung kantor Kementeriannya. Pasalnya, gedung yang memiliki 21 lantai berletak di jalan Medan Merdeka Selatan 13 Gambir, Jakarta Pusat itu dinilai tidak efisien dan terlalu besar.
Menanggapi hal itu, Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan bahwa jika yang dimaksud Menteri Rini adalah uang hasil penjualan gedung untuk APBN maka sesungguhnya itu merupakan hal yang tidak perlu.
“Itu saya tidak tahu, itu kan baru wacana Ibu Menteri (Rini Soemarno). Bu menteri mengatakan, tidak perlu kantor sebesar itu. Tapi kalau uang itu untuk APBN, itu tidak perlu karena tahun depan pada APBN-P 2015 akan cukup besar ruang fiskal kita untuk bangun irigasi, bangun jalan, bangun jembatan dan pelabuhan,” kata Sofyan saat ditemui di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (18/12) malam.
Menurutnya, kita tidak perlu menjual aset untuk menutupi kekurangan uang negara, karena anggaran sudah tidak ada lagi masalah. Bahkan anggaran negara sekarang dengan dipindahkannya anggaran konsumtif ke produktif negara sudah hemat luar biasa.
“Anggaran tidak ada masalah lagi. Selama ini yang menjadi masalah adalah twin defisit, defisit anggaran dan defisit neraca pembayaran. Nah sekarang defisit anggaran sudah selesai. Maka kita perlu skenario yang tidak perlu surplus. Karena ekonomi kita sedang bertumbuh,” ujarnya.
Akan tetapi, tambahnya, yang paling penting adalah defisit neraca perdagangan bagaimana harus bisa surplus, maka itu akan memperkuat rupiah.
“Tapi ketika kita menyelesaikan masalah subsidi BBM, meletakkan APBN kita, fiskal kita dalam keadaan order. Itu luar biasa, itu yang sangat membantu. Itulah kenapa rupiah menguat kepada Yen dan Malaysia, karena ekonomi kita lebih baik,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka

















