Jakarta, Aktual.co — Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) perundingan soal rencana resolusi PBB, untuk menetapkan persyaratan bagi tercapainya kesepakatan damai antara Israel-Palestina, akan membutuhkan waktu.
“Akan perlu waktu,” kata duta besar PBB untuk Yordania Dina Kawar, dikutip AFP, Jumat (19/12).
Pernyataan Kawar ini terkait dengan pernyataan yang disampaikan oleh pihak Yordania yang mengatakan pihaknya terbuka untuk membahas rancanagan tersebut.
Yordania bersama Inggris dan Prancis berharap dapat membuat rancangan resolusi yang bisa disahkan dengan suara bulat di tingkat Dewan Keamanan dan tidak akan digugurkan oleh Amerika Serikat.
Rancangan resolusi Palestina itu menetapkan tenggat 12 bulan untuk menyelesaikan perundingan soal penyelesaian akhir serta akhir 2017 sebagai kerangka waktu bagi Israel untuk menyelesaikan langkah-langkah penarikan dari wilayah-wilayah Palestina.
Kesepakatan damai akhir itu akan membuka jalan bagi terbentuknya negara Palestina dengan Yerusalem sebagai ibu kota negara bersama, demikian menurut rancangan tersebut.
Namun, batas waktu yang disebutkan dalam rancangan resolusi bagi kesepakatan akhir serta penarikan Israel tampaknya tidak akan mendapat dukungan dari Amerika Serikat.
Washington telah berulang kali menggunakan hak vetonya (hak penolakan) terhadap resolusi-resolusi Dewan Keamanan yang dianggap merongrong Israel sang sekutu dekatnya.
Pemerintah AS menentang langkah-langkah untuk melumpuhkan para perunding melalui sebuah resolusi PBB –terutama terkait upaya untuk menetapkan tenggat bagi penarikan pasukan Israel dari Tepi Barat.
“Ini bukan hal yang bisa dijadikan dasar untuk mencapai kesepakatan terhadap resolusi seperti yang dirancang itu dan karena itulah, kita perlu menjalankan tugas,” kata seorang diplomat Dewan Keamanan.
“Yang jadi masalah sekarang adalah, bagaimana kita mencapai sesuatu yang mengharuskan konsensus bisa tercapai. Tujuan yang kita miliki adalah mencapai kesepakatan, yang berarti bahwa kita menginginkan adanya resolusi yang bisa disetujui semua pihak,” kata diplomat tersebut.
Artikel ini ditulis oleh: