Jakarta, Aktual.co — Tim Reformasi Tata Kelola Migas (RTKM) hari ini menggelar rapat tertutup bersama PT Pertamina (Persero) sekaligus PT Pertamina Energy Trading Limited (Petral). Dalam rapat tersebut, tim yang dipimpin oleh Faisal Basri itu telah mendapatkan jawaban terkait diskon yang diterima Petral dalam setiap impor minyak dan bahan bakar minyak.

“Diskon berdasarkan proses tender di Petral. Misalnya, Petral butuh 100 KL kemudian ada yang menawarkan 120-140 KL sehingga akan terlihat berapa kebutuhan impor. Kemudian dinegosiasikan alfanya dan premium discount componentnya. Lalu bagaimana Petral menjual ke Pertamina, itu ada aturannya 10-9 sen dolar per barel,” jelas Faisal kepada wartawan usai rapat di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (16/12).

Kendati demikian, ia mengaku belum puas memberikan sejumlah pertanyaan kepada Pertamina dan Petral.

“Kami masih banyak sekeranjang pertanyaan. Tapi kita tidak bisa terlalu lama. Karena ini memang tidak cukup hanya dengan satu hari,” ujarnya.

Faisal juga mengaku baru mengetahui jika ternyata selama ini PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral)  berperan sebagai trading company yang memasok Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Indonesia. Bahkan diakui Faisal bahwa ternyata selama ini Petral juga menyewa blending facility di Singapura demi memenuhi kebutuhan dalam negeri.

“Saya juga baru tahu. Mereka mem-blend Ron 92 untuk menghasilkan Ron 88. Tapi peranan dia sebagai trader, saya nggak tau ada yang missing di publik, ternyata Petral juga sebagai trading agent. Kita nggak tahu selama ini,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka