Jakarta, Aktual.co —Kualitas beras untuk warga miskin di Kota Depok selama ini buruk dan merugikan masyarakat yang membutuhkan. Menyampaikan hal itu, Anggota DPRD Kota Depok Rezky M Noor, mengaku mendapat laporan dari warga.
“Mereka mengeluhkan kualitas buruk seperti bau, kuning, kutuan bahkan pendistribusian sering telat,” katanya saat menemui warga RT 03/15 Kelurahan Kemirimuka, Kecamatan Beji, Selasa (16/12).
Akibat kualitas beras raskin yang kurang layak, banyak warga tak menggunakannya untuk kebutuhan sehari-hari. Bahkan banyak yang menggunakannya untuk makanan hewan piaraan.
“Kami dapat keluhan dari warga kalau para warga Rumah Tepat Sasaran tidak mengambil beras raskin maka dimarahin, dan tidak mendapatkan jatah di bulan berikutnya dan terpaksa warga membelinya,” kata dia.
Ia mengatakan untuk mendapatkan jatah beras raskin itu warga harus mengoceh uang sekitar Rp1.800 untuk mendapatkan beras raskin satu kilogramnya.
Pihaknya meminta kepada Badan Urusan Logistik Bogor-Cianjur untuk memperbaiki kualitas beras raskin tersebut pada tahun depan.
“Kami belum tahu apakah pemerintah pusat akan menghentikan distribusi raskin ke warga miskin atau tidak, jika dilanjutkan ya kami minta kualitasnya diperbaiki,” katanya.
Ketua Seksi Pertahanan Pangan Dinas Program Masyarakat Ketahanan Pangan (PMKP) Kota Depok Emma Lidya mengakui ada beras raskin berkualitas buruk di tiga kelurahan. Yakni Kelurahan Grogol, Kelurahan Jatijajar, dan Kelurahan Cilangkap.
Warga menolak melakukan pendistribusian beras raskin dari Badan Urusan Logistik (Bulog) dengan jumlah mencapai 29 ton. Beras itu dikembalikan karena kualitas yang buruk yaitu kuning, berbau, dan bubuk.
“Ada tiga kelurahan di Kota Depok yang menolak kepada pihak kami untuk melakukan pendistribusian raskin kepada warganya. Beras ditolak karena memiliki kualitas yang sangat buruk,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:

















